kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Bos OpenAI Sam Altman Sebut Umat Islam Takut Pembalasan Jika Bersuara di Teknologi


Jumat, 05 Januari 2024 / 21:08 WIB
Bos OpenAI Sam Altman Sebut Umat Islam Takut Pembalasan Jika Bersuara di Teknologi
ILUSTRASI. Sam Altman, CEO OpenAI, menghadiri KTT CEO Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco, California, AS 16 November 2023. REUTERS/Carlos Barria


Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON — Chief Executive Officer OpenAI, Sam Altman, menyatakan keprihatinannya bahwa anggota komunitas Muslim dan Arab di industri teknologi merasa tidak nyaman untuk berbicara tentang pengalaman terkini mereka. 

Sam Altman mengatakan hal ini pada hari Kamis (5/1). Ia menduga kemungkinan hal ini terkait dengan dampak perang yang sedang berlangsung di Gaza.

Sam Altman, adalah tokoh terkemuka di balik ChatGPT dan didukung oleh Microsoft (MSFT.O), mengungkapkan keprihatinannya di jaringan media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. 

Menurut Altman banyak kolega Muslim dan Arab, khususnya Palestina, saat ini enggan untuk bersuara, karena mereka takut akan balasan dan kerusakan prospek karier mereka di masa mendatang.

Menanggapi pengguna di X yang bertanya tentang pandangannya terhadap pengalaman komunitas Yahudi, Altman mengungkapkan, "Saya orang Yahudi. Saya percaya bahwa antisemitisme adalah masalah yang signifikan dan berkembang di dunia, dan saya melihat banyak orang di industri kita membela saya, yang sangat saya hargai. Saya melihat lebih sedikit dukungan untuk Muslim."

Pengamat mencatat bahwa insiden antisemitisme dan Islamophobia telah meningkat tajam di Amerika Serikat dan di seluruh dunia sejak 7 Oktober 2023, ketika kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas, menyerang Israel, yang menurut klaim laporan Israel menewaskan 1.200 orang.

Hal ini yang memicu serangan balik Israel terhadap warga Gaza. Seperti yang dilaporkan oleh kementerian kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 22.000 warga Palestina, hampir 1% dari total populasi 2,3 juta jiwa.

Menyoroti meningkatnya diskriminasi yang mengkhawatirkan, Dewan Hubungan Amerika-Islam melaporkan terjadi peningkatan 172% insiden yang dipicu oleh Islamophobia dan bias terhadap Palestina dan Arab di Amerika Serikat. Peristiwa ini terjadi selama dua bulan pertama konflik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Dalam laporan terpisah, Liga Anti-Defamasi menyatakan bahwa antara 7 Oktober 2023 dan 7 Desember 2023, telah terjadi insiden antisemitisme di Amerika Serikat melonjak sebesar 337%. 

Karena itu Altman, dalam pesannya, mendorong industri teknologi untuk mendekati anggota komunitas Muslim dan Arab dengan empati, menekankan perlunya solidaritas dalam mengatasi masalah ini.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×