Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Gubernur Bank of Thailand (BOT) Sethaput Suthiwartnarueput menyebut negaranya menghadapi guncangan parah akibat pandemi virus corona. Setidaknya membutuhkan waktu dua tahun untuk bisa kembali pada tingkat perekonomian sebelum pandemi.
Asal tahu, perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara itu sangat bergantung pada perdagangan dan pariwisata. Bank sentral memprediksi tahun ini dapat menyusut 7,8%, akibat sektor pariwisata yang terpukul parah
"Guncangannya sangat parah, terutama pada pariwisata," katanya, seraya menambahkan sektor itu bisa kehilangan 1,6 triliun baht (US$ 51 miliar), atau 10% dari PDB. Dengan kedatangan turis asing diperkirakan 6,7 juta tahun ini, dibandingkan dengan hampir 40 juta di 2019.
Baca Juga: Polisi Thailand perintahkan penyelidikan terhadap media karena meliput demonstran
Meski demikian, Sethaput mengatakan negara memiliki posisi eksternal yang kuat untuk menahan guncangan apapun.
“Perekonomian diperkirakan akan mencatat beberapa pertumbuhan pada kuartal kedua tahun depan,” katanya.
Sethaput mengatakan BOT akan memastikan bahwa kebijakan moneter dan likuiditas tidak akan menghambat pemulihan.
"Suku bunga kami adalah yang terendah di kawasan ini dan rekor terendah dengan ruang terbatas, sehingga tindakan lain, termasuk yang fiskal, harus memainkan peran utama," katanya.
BOT telah memangkas suku bunga tiga kali tahun ini ke level terendah sepanjang masa di 0,50% untuk mendukung perekonomian.
Kebijakan ini akan kembali ditinjau pada 18 November mendatang. Sejumlah analis mengharapkan tidak ada perubahan kebijakan inflasi.
Baca Juga: Pendemo terus gelar aksi, PM Thailand gelar pertemuan luar biasa dengan parlemen
BOT akan mempertimbangkan lebih banyak tindakan yang sesuai tetapi tidak terburu-buru untuk memperkenalkannya dan tidak akan mengesampingkan kebijakan yang tidak konvensional. "Semua opsi yang masuk akal ada di meja," katanya.
Sethaput mengatakan, BOT akan mendorong arus keluar modal untuk membantu meringankan kekuatan baht.
BOT akan terus memantau protes jalanan yang berkembang yang dapat mempengaruhi kepercayaan, konsumsi, dan pariwisata.