Sumber: Fortune US, CNN |
WASHINGTON. Investor kawakan, Warren Buffet menyamakan kebuntuan finansial yang menimpa Washington dengan perang nuklir.
"Keluar dari krisis ini, Amerika harus mengambil sebuah pelajaran besar," ujar Buffet.
Menurutnya, kebuntuan plafon utang haram hukumnya dijadikan sebagai sebuah senjata. Pernyataan ini ditujukan untuk politikus yang berseberangan dengan Barack Obama, yakni Partai Republik.
"Ini seperti bom nuklir. Terlalu mengerikan untuk digunakan," lanjut Chief Executive Officer (CEO) Berkshire Hathaway itu .
"Itu juga sangat tak bermoral," timpal Wakil CEO Berkshire Hathaway, Charlie Munger. Sudah tiga tahun terakhir Partai Republik menggunakan plafon utang sebagai senjata melawan pemerintahan Obama.
Ia menilai, tindakan tersebut merupakan tindakan yang tak bertanggung jawab. "Saya pikir, jika teman-teman yang duduk di Partai Republik terus melakukan ini, mereka akan membayar harga yang sangat mengerikan," ujar Munger.
Fakta unik keduanya
Ada yang unik di antara top eksekutif Berkshire ini. Sudah sekitar 54 tahun keduanya kompak mengemudikan kapal bisnis. Namun sebenarnya, antara Buffet dan Munger berasal dari partai yang berbeda.
Buffet adalah pendukung Obama di Partai Demokrat, sedangkan Munger adalah seorang Republikan.
Tetapi kali ini, keduanya memiliki pandangan yang sama pada perseteruan Demokrat dan Republik soal plafon utang.
Mereka juga mencatat, pelajaran lima tahun lalu ketika Kongres bersatu mengesahkan RUU bailout bersejarah dalam menstabilkan ekonomi.
"Tolong, kembalilah bersikap seperti itu," saran Munger yang kini berusia 89 tahun.
Buffett yang berusia 83 tahun, mengangguk setuju , berharap bahwa Demokrat dan Republik mengingat kembali nilai kerja sama pada tahun 2008 dan belajar dari krisis saat ini.
"Saat itu kami ibaratkan dengan menjatuhkan bom atom, dan kami tak ini melakukannya lagi," ujar Buffet.
Sang Omaha dari Nebraska ini dikenal sebagai investor jitu. Saran-sarannya juga sering didengar oleh para pembuat keputusan.