Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - ANKARA. Akhirnya Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga acuannya untuk meredam pergerakan kurs lira yang liar. Bank sentral mengerek suku bunga hingga 625 basis poin menjadi 24%. Kenaikan suku bunga ini merupakan yang tebesar di era pemerintahan Presiden Tayyip Erdogan.
Kenaikan bunga acuan Turki ini belum banyak membantu mengangkat kurs lira. Malah, lira melemah 1,43% menjadi 6,1690 terhadap dollar AS pada Jumat (14/9). Reuters melaporkan, investor masih menimbang dampak kenaikan suku bunga 625 basis poin tersebut dan mencermati rencana ekonomi baru Turki yang dijadwalkan akan diluncurkan pada minggu depan.
Lira telah merosot lebih dari 40% di sepanjang tahun ini karena kekhawatiran investor tentang pengaruh Erdogan pada kebijakan moneter. Juga perselisihan berkelanjutan Turki dengan Amerika Serikat yang telah menghasilkan sanksi timbal balik dan pembatasan perdagangan.
Keputusan bank sentral itu muncul beberapa jam setelah Erdogan, mengulangi penentangannya terhadap suku bunga tinggi dan megambing hitamkan inflasi tinggi Turki pada langkah-langkah bank sentral yang salah.
Terakhir kali bank sentral Turki menaikkan suku bunga pada akhir April 2018 yakni sebesar 11,25 basis poin untuk menopang lira. Suku bunga acuan Turki sekarang berada pada tingkat tertinggi sejak 2004, sekitar setahun setelah Erdogan pertama kali berkuasa.
Gara-gara kurs lira yang rontok membuat S & P Global Ratings dan Moody's Investors Service, memangkas peringkat utang Turki beberapa tingkat ke level junk alias masuk perimgkat "sampah" jauh di bawah level investment grade, pada bulan Agustus 2018 lalu.
Kurs lira yang masih volatil dan defisit neraca transaksi berjalan yang melebar menjadi pertimbangan lembaga rating menggunting beberapa level peringkat Turki. Kurs lira yang merosot dan defisit neraca transaksi berjalan nan besar dapat merusak ekonomi Turki.
S & P memangkas peringkat mata uang asing Turki menjadi empat tingkat di bawah investment grade di B + dari BB-. Peringkat Turki setara dengan Argentina, Yunani, dan Fiji.
Sementara Moody's menurunkan peringkat utang Turkin menjadi Ba3 dari Ba2, tiga tingkat di bawah investment grade. Perusahaan-perusahaan pemeringkat itu menyebut mata uang yang lemah, inflasi yang melaju, dan defisit neraca transaksi berjalan saat ini menjadi kunci kerentanan ekonomi Turki.