Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Bursa Saham Korea Selatan, Kospi, melanjutkan tren negatif dan berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2020. Kekhawatiran resesi ekonomi yang meningkat setelah kenaikan suku bunga agresif dari Federal Reserve jadi sentimen utama.
Jumat (17/6), Kospi diperdagangkan turun 27,20 poin, atau 1,11% menjadi 2.424,21 pada perdagangan pagi ini. Bursa saham Korea Selatan ini sempat jatuh 2,24% ke level terendah sejak 5 November 2020.
Dengan posisi ini, indeks sudah melemah lebih dari 6% untuk pekan ini dan akan mencatat penurunan mingguan terbesar sejak akhir Maret 2020.
Investor khawatir tentang inflasi setelah kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Maret, sementara kali ini pasar mempertanyakan 'pendaratan lunak' ekonomi global, jelas analis Cape Investment and Securities Na Jeong-hwan seperti dikutip Reuters.
Hal tersebut menyusul kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 basis poin di pekan ini. Itu jadi kenaikan terbesar sejak 1994.
Baca Juga: Bursa Asia Memerah, Nikkei 225 Jepang Jatuh Lebih 2% di Tengah Kekhawatiran Resesi
Sejalan dengan The Fed, Bank of England (BoE) juga menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Kamis (16/6).
Pada perdagangan hari ini, di antara saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics koreksi 1,81% dan saham SK Hynix melemah 1,85%, sementara pembuat baterai, LG Energy Solution, turun 1,17%.
Net sell asing pada perdagangan kali ini mencapai 280,2 miliar won atau setara US$ 217,75 juta di papan utama.
Hingga pukul 09.00 WIB, won Korea Selatan di pasar spot melemah 0,18% ke level 1.289,26 per dolar AS.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Korea Selatan tenor 3 tahun yang paling likuid turun 0,7 basis poin menjadi 3,723%. Di sisi lain, imbal hasil untuk tenor acuan 10-tahun naik 1,2 basis poin menjadi 3,772%.
