Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Dua produsen mobil besar asal China, Chery dan BYD diduga secara tidak sah mengklaim subsidi pemerintah untuk kendaraan ramah lingkungan. Menurut hasil audit dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China dikutip Reuters, dua produsen besar China mengklaim senilai gabungan US$ 53 juta atau sekitar Rp 866 miliar selama periode lima tahun hingga 2020.
Temuan audit yang diterbitkan bulan lalu menunjukkan sebanyak 21.725 unit kendaraan seharusnya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi, dengan total dana yang seharusnya tidak dicairkan mencapai 864,9 juta yuan atau sekitar US$ 121 juta. Dari jumlah tersebut, Chery tercatat memiliki 7.663 unit yang tidak memenuhi syarat, sementara BYD sebanyak 4.973 unit.
Meskipun dokumen audit tidak menyebutkan sanksi atau kewajiban pengembalian dana, pemerintah sebelumnya telah menyatakan produsen otomotif harus mengembalikan subsidi apabila kendaraan terbukti tidak memenuhi persyaratan jarak tempuh yang ditetapkan.
Baca Juga: Malaysia: China Siap Meneken Perjanjian Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara
Baik Kementerian Perindustrian, Chery, maupun BYD belum memberikan komentar resmi atas temuan tersebut.
Pengembalian subsidi ini berpotensi semakin memperburuk tekanan yang tengah dihadapi industri otomotif China, yang kini dilanda kelebihan kapasitas produksi dan dampak dari perang harga berkepanjangan yang telah memangkas margin keuntungan dan memicu konflik antara pabrikan, dealer, serta pemasok.
Pemerintah pusat China baru-baru ini berjanji akan memperketat pengawasan harga dan mendukung penutupan bertahap fasilitas produksi yang usang, demikian dilaporkan media pemerintah.
Sebagai bagian dari strategi untuk mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan, China telah memberikan subsidi besar-besaran untuk kendaraan energi baru termasuk mobil listrik, plug-in hybrid, dan berbahan bakar hidrogen sejak 2009 hingga 2022. Kebijakan tersebut berhasil, dengan penjualan mobil energi baru kini secara rutin melampaui penjualan mobil berbahan bakar bensin sejak Maret lalu.
Audit ini dikompilasi dari hasil pemeriksaan pemerintah daerah, yang kini juga sedang melakukan audit lanjutan untuk tahun 2021 dan 2022.