Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
CALIFORNIA. Apple Inc digugat oleh pemilik iPhone 6 dan iPhone 6s. Produk iPhone 6 dan iPhone 6s dinilai cacat pada desain smartphone yang mengakibatkan layar sentuh iPhone tidak dapat digunakan.
Berdasarkan gugatan class action yang diajukan pada Sabtu pekan lalu, Apple sebenarnya telah menyadari bahwa produk smartphone tersebut cacat. Namun menolak melakukan perbaikan.
Saat digunakan, iPhone 6 dan iPhone 6s kerap mengalami gangguan, yakni layar menjadi abu-abu dan berkedip sebelum akhirnya laya sentuh alias touchscreen menjadi tidak responsif.
Dikutip dari Reuters, para penggugat menyalahkan Apple yang tidak menggunakan logam perisai atau pengaman lain lain untuk melindungi bagian yang rawan rusak seperti yang telah ada sebelumnya pada versi iPhone 5.
Menurut gugatan class action yang diajukan di pengadilan federal San Jose, California Amerika Serikat, iPhone tidak cocok digunakan sebagai smartphone karena layar sentuhnya yang cacat.
Gugatan class action tersebut membuka pintu bagi pengguna iPhone yang lain untuk bergabung bersama dengan ketiga penggugat Apple yakni Todd Cleary dari California, Jun Bai dari Delaware, serta Thomas Davidson dari Pennsylvania.
Para penggugat menuduh Apple melakukan penipuan dan melanggar undang-undang perlindungan konsumen. Atas gugatan tersebut, Apple belum bersedia berkomentar.
Masalah pada layar sentuh iPhone 6 dan iPhone 6s sempat dijabarkan oleh media online, iFixit yang menyebut isu tersebut sebagai titik lemah iPhone. TechRunch melaporkan kemungkinan masih banyak pengguna yang terkena masalah layar sentuh tersebut. Bahkan mungkin jumlah mencapai ribuan pengguna produk iPhone 6.
Apple yang berbasis di Cupertino, California telah menjual 166,4 juta unit iPhone dan menghasilkan US$ 108,5 miliar dari penjualan bersih dalam sembilan bulan pertama tahun fiskal saat ini. Apple sendiri berencana mengeluarkan tiga model iPhone baru pada tahun depan.
Produk teranyar iPhone ini akan menawarkan layar melengkung seperti yang dimiliki Samsung Electronics. Produk baru diharapkan dapat mengangkat penjualan iPhone yang tengah lesu.