kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Cari masalah, Inggris sebut China, Rusia, dan Iran eksploitasi wabah corona


Kamis, 18 Juni 2020 / 15:17 WIB
Cari masalah, Inggris sebut China, Rusia, dan Iran eksploitasi wabah corona
ILUSTRASI. Seorang polisi berdiri di Mall dengan bendera Union Jack di London, Inggris, 23 Mei 2019.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - LONDON. Inggris mengatakan, China, Rusia, dan Iran sedang mencari cara untuk mengeksploitasi wabah virus corona, dengan menyebut upaya Beijing menggunakan krisis kesehatan itu untuk mendorong Undang-Undang Keamanan Nasional di Hong Kong.

"Virus corona dan tantangan yang telah ditimbulkannya telah menciptakan peluang atau peluang yang dipersepsikan untuk berbagai pelaku negara dan non-negara melalui siber, melalui cara lain," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab kepada Sky News, Kamis (18/6), seperti dikutip Reuters.

"Saya pikir, kita sudah melihatnya terkait dengan Hong Kong. Saya pikir, beberapa orang berdebat, sulit untuk mengumpulkan apakah itu benar atau tidak, ini adalah sesuatu, Undang-Undang Keamanan Nasional yang diajukan, dilakukan pada saat perhatian dunia tertuju pada virus corona," ujarnya.

Baca Juga: IMF: Ekonomi dunia akan alami krisis akut yang belum pernah terjadi

Pemerintah di seluruh dunia saat ini sedang berjuang keras melawan wabah virus corona, yang dipandang sebagai krisis kesehatan publik terbesar sejak wabah influenza 1918. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berulang kali menyalahkan China atas wabah yang sudah menginfeksi lebih dari 8 juta orang itu.

China dan Rusia telah berulang kali membantah, mereka berusaha untuk mengeksploitasi negara-negara Barat, dan mengatakan, banyak dari tuduhan itu mengindikasikan histeria anti-China atau anti-Rusia.

"Kita tentu tahu, Rusia terlibat secara sistematis dalam informasi yang salah dan propaganda, melalui siber dan cara-cara lain. Yang lain juga terlibat dalam hal yang sama, China dan Iran, tetapi saya tidak berpikir, itu ada hasilnya pada proses pemilihan di Inggris," kata Raab.

Baca Juga: Perdana Menteri China: Hong Kong masih tetap pusat keuangan internasional!


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×