Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - REUTERS - Produsen peralatan konstruksi global dengan merek Caterpillar menyatakan pendapatan perusahaan tahun ini lebih rendah dari target.
Caterpillar pada hari Rabu (30/10) menyatakan bahwa mereka memperkirakan pendapatan tahunan akan berada di bawah "sedikit lebih rendah" dari tahun 2023.
Revisi perkiraan pendapatan ini mengacu pada realisasi penjualan pada bulan Agustus.
Pernyataan perusahaan ini menyebabkan saham pembuat peralatan konstruksi dan pertambangan itu turun sekitar 4% pada perdagangan sesi pagi.
Seperti kita tahu, produsen peralatan konstruksi mendapat dorongan dari lonjakan permintaan pascapandemi, yang sebagian dibantu oleh undang-undang infrastruktur Presiden AS Joe Biden tahun 2021.
Baca Juga: Situasi Geopolitik Global Paksa Selamat Sempurna (SMSM) Pangkas Target Pendapatan
Undang-undang senilai $1 triliun yang ditujukan untuk meningkatkan jalan, jembatan, dan infrastruktur transportasi lainnya.
Namun, lonjakan awal permintaan dari proyek infrastruktur pemerintah itu kini telah melambat.
Hanya saja Caterpillar tetap mempertahankan margin laba operasi yang disesuaikan dan ekspektasi laba per saham yang disesuaikan untuk tahun penuh, karena kenaikan harga mengimbangi sebagian dampak dari perlambatan penjualan.
Kekhawatiran tentang inflasi yang terus-menerus dan pendapatan pertanian yang menurun telah mengakibatkan produsen mesin AS mengurangi persediaan produk karena para dealer mencoba memangkas tingkat persediaan, sementara biaya produksi yang tinggi juga telah mengurangi laba.
Tonton: Industri Motor Listrik Indonesia Berjaya di Pasar Global
Caterpillar mengatakan pada hari Rabu bahwa para dealer mengurangi pembelian selama kuartal ketiga dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan melaporkan penurunan penjualan di dua dari tiga bisnis terbesarnya yang melayani industri konstruksi dan sumber daya karena permintaan yang lebih rendah di Amerika Utara, yang menjadi pasar terbesar perusahaan ini.
Penjualan keseluruhan Caterpillar di wilayah Asia Pasifik perusahaan turun 7% menjadi US$ 2,68 miliar pada kuartal ketiga.
Penjualannya di wilayah tersebut telah tertekan selama beberapa kuartal terakhir karena krisis real estat yang berlangsung selama bertahun-tahun di China, tetapi permintaan yang stabil di wilayah geografis lain telah membantu mengimbangi sebagian dampaknya.
Baca Juga: Lesunya Pasar Global, Stellantis Pangkas Target Laba Tahunan
Margin laba operasi Caterpillar yang disesuaikan mencapai 20% untuk kuartal tersebut, dibandingkan dengan 20,8% tahun sebelumnya.
Berdasarkan penyesuaian, laba perusahaan turun menjadi US$ 5,17 per saham pada kuartal ketiga, tidak mencapai estimasi analis rata-rata sebesar US$ 5,34, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG.
"Ekspektasi cukup rendah pada kuartal ini, tetapi besarnya selisih dan peningkatan inventaris dealer lebih buruk dari yang diharapkan," kata analis Citi Kyle Menges.
Total penjualan turun 4% menjadi US$ 16,11 miliar, sedikit melampaui ekspektasi sebesar US$ 16,08 miliar.