Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Setelah pemegang saham utama ogah menyuntik likuiditas, Credit Suisse Bank mencari sumber dana lain.
Credit Suisse mengumumkan akan meminjam dana talangan senilai 50 miliar franc Swiss atau setara US$ 54 miliar dari Bank Sentral Swiss untuk menopang likuiditas dan kepercayaan investor setelah sahamnya merosot.
Pinjaman itu akan dilakukan di bawah fasilitas pinjaman tertutup dan likuiditas jangka pendek yang sepenuhnya dijamin dengan aset berkualitas tinggi. Di samping itu, Credit Suisse juga mengumumkan penawaran sekuritas utang senior 3 miliar franc.
“Likuiditas tambahan ini akan mendukung bisnis inti dan nasabah Credit Suisse karena Credit Suisse mengambil langkah yang diperlukan untuk menciptakan bank yang lebih sederhana dan fokus yang dibangun berdasarkan kebutuhan klien,” sebut Credit Suisse dilansir dari Reuters, Kamis (16/3).
Baca Juga: Credit Suisse Akan Pinjam Dana Talangan Bank Sentral Swiss US$ 54 Miliar
Pengumuman tersebut mampu membendung aksi jual besar-besaran di pasar keuangan pada perdagangan pagi Asia, Kamis (16/3), setelah adanya kekhawatiran investor di Eropa dan Amerika Serikat terkait potensi penurunan deposito bank global.
Namun, ada pertentangan terhadap rencana Credit Suisse itu. Kepala Strategi Ekuitas di Barrenjoey Sydney, Damien Boey mengatakan tindakan itu menciptakan dampak lain. Semakin banyak bank melakukan pinjaman, kebijakan moneter akan semakin tumpul serta inflasi berpeluang meninggi.
“Apakah dana talangan membuat keadaan menjadi lebih baik? Di satu sisi, Anda membawa sumber risiko ke pasar yang berbahaya. Di sisi lain, kami harus mengikuti paradigma kebijakan moneter yang bertentangan,” ujarnya.
Sebelumnya, masalah bank berusia 167 tahun itu telah mengalihkan fokus investor dan regulator dari Amerika Serikat ke Eropa, di mana Credit Suisse memimpin aksi jual saham bank setelah investor terbesarnya mengatakan tidak dapat memberikan lebih banyak bantuan keuangan karena kendala regulasi.
Kekhawatiran tentang Credit Suisse semakin menambah kepanikan di sektor perbankan yang lebih luas setelah runtuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Pada hari Rabu, saham Credit Suisse memimpin penurunan 7% dalam indeks perbankan Eropa. Sementara nilai credit default swap (CDS) dalam lima tahun terakhir bank tersebut telah mencapai rekor tertinggi baru-baru ini.
Keluarnya investor menimbulkan kekhawatiran akan ancaman yang lebih luas terhadap sistem keuangan. Terkait itu, Bank Sentral Eropa telah menghubungi bank-bank di bawah pengawasannya untuk mengulik eksposur mereka ke Credit Suisse.
Baca Juga: Dapat Panggilan Bursa AS, Credit Suisse Tunda Publikasi Laporan Keuangan Tahunan