kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.778   17,00   0,11%
  • IDX 7.464   -15,87   -0,21%
  • KOMPAS100 1.153   -1,04   -0,09%
  • LQ45 914   0,87   0,10%
  • ISSI 225   -1,16   -0,51%
  • IDX30 472   1,38   0,29%
  • IDXHIDIV20 570   2,55   0,45%
  • IDX80 132   0,07   0,05%
  • IDXV30 140   1,22   0,88%
  • IDXQ30 158   0,44   0,28%

CEO JPMorgan Peringatkan Nasib Ekonomi AS Berpotensi Lebih Buruk dari Resesi


Sabtu, 14 September 2024 / 23:05 WIB
CEO JPMorgan Peringatkan Nasib Ekonomi AS Berpotensi Lebih Buruk dari Resesi
CEO JPMorgan Jamie Dimon memperingatkan nasib ekonomi Amerika Serikat (AS) berpotensi lebih buruk dari resesi.


Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Ekonomi Amerika Serikat (AS) masih berpotensi mengalami guncangan, bahkan lebih dari pada sekedar resesi. Peringatan tersebut disampaikan CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon baru-baru ini.

Dimon menyampaikan peringatan serius mengenai masa depan ekonomi Amerika Serikat, yang menurutnya berpotensi menghadapi hasil terburuk yang bahkan lebih parah daripada resesi. 

Dalam pernyataannya pada pertemuan Council of Institutional Investors di New York, Dimon menekankan risiko stagnasi ekonomi. 

Baca Juga: Rupiah Menguat Sepekan Didukung Data Ekonomi AS yang Lebih Rendah

"Hasil terburuk adalah stagnasi, dan saya tidak mengesampingkan kemungkinan itu," ujar Dimon, Selasa (12/9).

Stagnasi ekonomi, atau stagflasi, terjadi ketika pertumbuhan ekonomi melambat, sementara inflasi dan pengangguran meningkat. 

Kondisi ini terakhir kali dialami AS pada 1970-an, dan menurut Dimon, dampaknya bisa sangat merugikan, termasuk penurunan tabungan pensiun serta anjloknya pasar saham.

Meski inflasi pada Agustus tercatat naik 2,5%, lebih rendah dari yang diharapkan, situasi utang federal tetap mengkhawatirkan. 

Baca Juga: Cerita Potensi Resesi Ekonomi AS Kembali Bergaung, Benarkah Paman Sam di Tepi Jurang?

Berdasarkan data, utang nasional AS mencapai US$ 35,3 triliun per 12 September 2024, dengan pembayaran bunga yang dijadwalkan pada Oktober mendatang sudah melampaui anggaran Medicare dan pertahanan nasional.

Dalam sejarah AS, ini adalah pertama kalinya pembayaran bunga utang nasional melebihi US$ 1 triliun. Menurut Dimon, situasi ini dapat mendorong inflasi lebih lanjut dan semakin membebani ekonomi.

Baca Juga: Menakar Dampak Potensi Resesi Ekonomi AS Terhadap Pembiayaan Utang Indonesia

"Melihat situasi ini, sulit untuk mengatakan bahwa kita telah keluar dari masa sulit. Saya tidak berpikir demikian," tambah Dimon.

Sementara itu, saham JPMorgan mengalami kenaikan lebih dari 18% sepanjang tahun ini, sejalan dengan peningkatan indeks S&P 500.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×