Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
“Saya menyerahkan satu bungkus tisu kepada seorang perawat. Dia menangis ketika dia mencoba meminta tolong beberapa orang yang datang untuk memindahkan mayatnya, tetapi tidak ada yang menghiraukan,” katanya.
Xiaoxi mengatakan suaminya sekarang bergabung dengan mereka yang menunggu di unit gawat darurat dengan harapan staf medis akan menerimanya.
Baca Juga: Provinsi Hubei konfirmasi 15 lagi kematian dan 180 kasus baru virus corona
Dia mengatakan, dia pertama kali mengalami demam sekitar sepuluh hari yang lalu dan mulai batuk darah. Akan tetapi, empat rumah sakit menolaknya dengan alasan mereka kehabisan ruang dan tidak dapat melakukan tes lebih lanjut.
Xiaoxi bahkan mengatakan mereka ditolak ketika mereka memanggil ambulans.
“Rumah sakit pertama menyuruh kami pulang dan memberi kami obat flu. Tetapi demam suami saya terus berlanjut dan kami akhirnya pergi dari rumah sakit ke rumah sakit dan hanya disuruh pulang dengan beberapa antibiotik," katanya.
Baca Juga: Virus corona melumerkan harga minyak dunia, dalam sepekan harga minyak jatuh 6,4%
“Suami saya tidak makan banyak selama berhari-hari dan kondisinya semakin memburuk. Dan orang-orang terus sekarat, tidak ada yang merawat. Jika terus seperti ini, kita semua akan hancur," katanya.