Sumber: Bloomberg, AP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
CARACAS. Minggu (25/7) kemarin, Presiden Hugo Chavez mengeluarkan kalimat ancaman kepada Amerika. Isi ancamannya, Venezuela akan menghentikan pengiriman penjualan minyak ke Negeri Adi Daya itu jika Venezuela diserang oleh Colombia dan sekutunya. Dasar penyerangan ini antara lain, Venezuela dianggap memberikan perlindungan terhadap kelompok pemberontak asal Colombia.
Ancaman Chavez diutarakan dalam pidatonya di hadapan ribuan pendukungnya. Dia bilang, “Jika ada agresi militer terhadap Venezuela dari wilayah Colombia atau negara lain yang mendukung, kami akan menghentikan pengiriman minyak ke AS,” katanya berapi-api.
Chavez menambahkan, Venezuela tidak akan mengirimkan minyak satu tetes pun bagi AS. Dia bahkan menuduh AS untuk bertanggungjawab atas terjadinya ketegangan di beberapa negara.
Jika ancaman tersebut benar-benar terwujud, hal itu akan mengguncangkan perekonomian Venezuela. Sebab, negara ini sangat bergantung dari hasil penjualan minyak. Sementara, AS merupakan pembeli minyak terbanyak dari Venezuela.
Namun, hingga kini, Colombia belum melakukan ancaman terkait aksi militer apa pun. Sepertinya, pernyataan Chavez merupakan peringatan kepada Washington dan Bogota kalau dia tidak akan terima tudingan internasional terkait masalah pemberontak Colombia yang disinyalir berada di Venezuela.
Sekadar informasi, Kamis (22/7) lalu, Chavez sudah memutuskan hubungan diplomatik dengan Colombia. Tindakan itu dilakukan menyusul dirilisnya foto, video, beserta peta oleh pemerintahan Presiden Alvaro Uribe yang menampilkan pemberontak Colombia tengah berkemah di Venezuela.
Chavez menilai, tindakan tersebut ditujukan untuk memprovokasi pemerintahannya dan menantang Uribe untuk berduel jika berani melakukan tindakan agresi ke Venezuela.
Sebelumnya, di tahun 2008, Chavez juga pernah mengancam kemungkinan terjadinya perang dengan Colombia setelah pasukan militernya menyebrangi batas negara untuk mengejar kelompok pemberontak di Ecuador. Pada waktu itu, pimpinan kelompok pemberontak Raul Reyes tewas dalam bentrokan. Nah, peringatan yang diberikan Chavez pada hari Minggu kemarin sepertinya ditujukan agar kejadian serupa tak terulang lagi.
“Menurut saya, ancaman Chavez untuk menghentikan pengiriman minyak jika diserang oleh Colombia cukup serius,” kata Adam Isacson, analis Washington Office untuk Amerika Latin.
Meski begitu, Adam menilai, aksi Chavez kemungkinan besar juga ditujukan sebagai taktik untuk memperoleh dukungan dari warga Venezuela menjelang pemilu. Isu itu cukup efektif untuk mengalihkan pandangan warga Venezuela dari masalah-masalah lain seperti inflasi yang tinggi serta maraknya aksi kriminal.