kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Chevron dan ExxonMobil dikabarkan jajaki merger


Senin, 01 Februari 2021 / 13:52 WIB
Chevron dan ExxonMobil dikabarkan jajaki merger
ILUSTRASI. Dua perusahaan minyak multinasional asal Amerika Serikat (AS) yakni Chevron dan ExxonMobil dikabarkan bakal melakukan aksi merger


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua perusahaan minyak multinasional asal Amerika Serikat (AS) yakni Chevron dan ExxonMobil dikabarkan bakal melakukan aksi merger atau penggabungan usaha.

Kepala Eksekutif atau CEO ExxonMobil Corp dan Chevron Corp telah mengadakan pembicaraan pendahuluan pada awal 2021 untuk menjajaki penggabungan dua produsen minyak terbesar AS itu.

Dilansir dari Bloomberg, Senin (1/2), bila terwujud, ini akan menjadi merger terbesar sepanjang masa, menurut sumber-sumber yang mengetahui pembicaraan kedua CEO perusahaan tersebut. Namun, sumber tersebut enggan disebutkan namanya.

Salah satu sumber menyebutkan, pembicaraan antara CEO Exxon Darren Woods dan CEO Chevron Mike Wirth cukup serius untuk menyusun dokumen hukum yang melibatkan aspek-aspek tertentu dari diskusi-diskusi merger.

Baca Juga: Albert Simanjuntak ditunjuk menjadi managing director Chevron IBU

Sumber meminta identitasnya tak disebut karena masalah tersebut bersifat rahasia. Exxon dan Chevron, yang memiliki kapitalisasi pasar masing-masing sebesar US$ 190 miliar dan US$ 164 miliar, menolak berkomentar soal kabar merger ini.

Saham Exxon dan Chevron menukik turun pada tahun lalu setelah perang harga antara Arab Saudi-Rusia. Tambah lagu, dampak dari wabah virus corona menyebabkan harga minyak turun. Saham Exxon terpukul paling parah, karena investor menyuarakan kekhawatiran tentang profitabilitas jangka panjang dan keputusan pengeluaran perusahaan.

Dalam pembicaraan mereka, CEO Exxon dan Chevron membayangkan mencapai sinergi melalui pemotongan biaya besar-besaran untuk membantu mengatasi penurunan pasar energi, kata salah satu sumber. Pada akhir 2019, Exxon mempekerjakan sekitar 75.000 orang dan Chevron sekitar 48.000 orang.

Sebagai informasi, Chevron dan Exxon adalah perusahaan turunan dari Standard Oil Company yang didirikan oleh John D. Rockefeller. Kala itu, Standard Oil Company merupakan perusahaan minyak terbesar di dunia, yang menjadikan John D. Rockefeller sebagai pebisnis terkaya dan terkemuka pada masanya.

Kapitalisasi pasar Chevron saat ini sebesar US$ 164 miliar dan Exxon sebesar US$ 189 miliar. Dengan demikian, maka kapitalisasi pasar dari perusahaan gabungan itu diprediksi mencapai US$ 350 miliar. Kemudian, perusahaan gabungan itu akan menjadi produsen minyak dan gas (migas) terbesar kedua di dunia setelah Saudi Aramco yang memiliki nilai pasar sekitar US$ 1,8 triliun.

Selanjutnya: SKK Migas berupaya menahan laju penurunan produksi tahun ini



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×