Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yudho Winarto
NEW YORK. Sebuah laporan dari lembaga riset properti, Asia Society and Rosen Consulting Group yang dirilis baru-baru ini menunjukkan fakta menarik. Dalam laporan yang disusun oleh Arthur Margon tersebut, terungkap bahwa investor asal China merupakan investor terbesar dalam pasar properti global, khususnya di Amerika Serikat (AS).
Margon menulis, investasi real estate di AS oleh investor China kini telah bernilai lebih dari US$ 300 miliar. Hal ini terjadi, meski di dalam negeri China sendiri dihadapkan pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Margon mengambil data dalam rentang periode 2010 hingga 2015. Dari laporannya, terungkap sebanyak US$ 93 miliar diinvestasikan investor China dalam bentuk tempat tinggal. Sedangkan sebanyak US$ 208 miliar mengalir pada aset sekuritisasi pasar perumahan di AS.
Selain itu, terdapat dana investasi China lainnya yang ditanam pada real estate komersial, yang mencakup perkantoran dan hotel. Secara umum, investasi asal China itu menyumbang 10% dari total investasi langsung yang ada di AS saat ini.
Margon menyatakan, kondisi tersebut menggambarkan betapa kuatnya "stamina" investor asal China dalam situasi apa pun. "Bahkan ada sinyal kuat, jumlah investasi China akan terus bertambah," tutur Margon seperti dikutip Bloomberg, Selasa (17/5).
Salah satu alasan investor China menghabiskan lebih banyak dana untuk membeli properti di AS adalah berinvestasi di pasar properti kelas atas. Dan untuk pertama kalinya, pembeli rumah dari China mengalahkan investor asal Kanada yang selama ini menjadi investor terkemuka properti di AS.
Secara geografis, pembeli asal China terkonsentrasi pada aset di lokasi yang premium. Data menunjukkan, hingga akhir tahun 2015 sebanyak 35% pembelian unit properti di AS oleh investor China mengambil lokasi di California. Menyusul kota-kota elite lainnya seperti Washington sebanyak 8% dan New York dengan porsi 7%.
Daya beli meningkat
Dalam riset yang dipublikasikan Margon, rata-rata harga pembelian rumah di AS oleh investor asal China juga lebih tinggi ketimbang investor global lainnya. Tercatat nilai pembelian rata-rata investor China sebesar US$ 831.800 dibandingkan investor global lain yang senilai US$ 499.600 per unit.
Pada awal pekan ini Presiden China Xi Jinping menyatakan pemerintah akan meningkatkan jumlah golongan kelas menengah di China. Harapan tersebut diungkapkan Jinping meski China kini masih berkutat dengan perlambatan ekonomi terburuk dalam 25 tahun terakhir.
Di masa mendatang, ini akan menjadi kekuatan ekspansi China ke luar negeri. Menurut Margon, kekuatan anggaran investor China menambah aset properti cenderung terus bertambah. Yang menakjubkan, duit pembelian properti itu berasal dari kantor individu-individu, dan bukan berasal dari korporasi.
Namun korporasi China pun sama agresifnya dengan warga negara China. Kabar terbaru, konglomerasi China, HNA Group akan mencaplok aset Carlson Hotel. "Jadi tidak hanya Anbang Group, investor korporasi yang rajin mencaplok properti di AS," tutur Margon dalam laporannya.