Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China akan menggunakan pekan raya impor raksasa (giant import fair) di Shanghai minggu depan untuk menunjukkan posisinya untuk perdagangan bebas dan meredam kritik terhadap kebijakannya dan memperdalam pengaruh ekonomi global China di saat ketidakpastian baru atas hubungan China- Amerika Serikat (AS) akibat perang dagang yang berlarut-larut.
China International Import Expo (CILE) yang berlangsung selama seminggu berlangsung di saat yang kritis, dimana Chile pada hari Rabu secara mengejutkan menarik diri sebagai tuan rumah KTT APEC pada pertengahan November ini.
Baca Juga: Trump: AS dan China akan umumkan tempat baru penandatanganan perjanjian dagang
Mengutip Reuters, Jumat (1/11), padahal AS dan China sempat berharap pada pertemuan tersebut, kedua kepala negara menandatangani tahap pertama kesepakatan dagang untuk meredakan ketegangan perdagangan.
Meksipun demikian, Presiden AS Donald Trump mengatakan pertemuan itu tetap akan dilakukan meskipun tempatnya masih belum jelas.
Sejumlah kritikus mengatakan CIIE, yang diluncurkan tahun lalu, sebagian besar simbolis dan berpendapat bahwa pekan raya enam hari yang berfokus pada pembelian barang-barang asing tersebut tidak akan mengatasi masalah struktural yang memicu kritik terhadap perdagangan praktik ekonomi Beijing selama ini.
Akan tetapi, bagi China, yang akan menjadi tuan rumah bagi lebih dari 3.000 perusahaan dan beberapa pemimpin asing pada acara tersebut, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, CIIE merupakan bagian dari upaya yang lebih besar untuk membawa ekonominya ke arah yang baru dan memperkuat perang globanya.
Baca Juga: Menteri Luar Negeri AS Pompeo sebut Partai Komunis China sebagai ancaman
"Pameran impor adalah alat hubungan internasional yang sangat penting bagi Tiongkok. Ini lebih dari sekedar mengatakan bahwa itu terbuka untuk bisnis," ujar Rodrigo Zeidan, seorang profesor bisnis dan keuangan di New York University di Shanghai.