Sumber: People's Daily | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada 23 Maret 2020, provinsi Hubei di China tengah, belum melaporkan kasus yang diduga atau dicurigai virus corona selama lima hari berturut-turut. Melansir People's Daily, salah satu alasan utama di balik kesuksesan dalam memerangi epidemi ini adalah pengobatan tradisional Tiongkok (traditional chinese medicine/TCM).
Tim TCM nasional pertama tiba di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, provinsi Hubei, pada 25 Januari. Tanpa apotek atau formula TCM khusus, mereka harus memulai upaya mereka dari awal, dan mengambil alih bangsal rawat inap di rumah sakit.
"Ini adalah pertama kalinya pekerja medis TCM mengambil alih bangsal independen di rumah sakit dalam keadaan darurat sejak Republik Rakyat Tiongkok didirikan, membuka front perlawanan baru terhadap virus corona yang berpusat di sekitar TCM," kata Huang Luqi, presiden Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok Tiongkok (CACMS) seperti dikutip People's Daily.
Baca Juga: Video tim medis China tiba di Indonesia beredar viral, ini penjelasan imigrasi
Pada saat yang sama dengan membentuk tim medis TCM dan memperbaiki perawatan TCM untuk pneumonia, pekerja medis TCM juga bertanggung jawab atas rumah sakit darurat Jiangxia di kota.
Selama 26 hari beroperasi, rumah sakit sementara Jiangxia menerima total 564 pasien pneumonia, 394 di antaranya disembuhkan dan dipulangkan dengan menggunakan metode pengobatan TCM, termasuk obat-obatan, akupunktur, dan seni bela diri Tai Chi.
Baca Juga: Taiwan-China tengah panas, Trump teken UU dukungan AS kepada Taipei
Menurut Yu Yanhong dari Administrasi Nasional Pengobatan Tradisional China, sebanyak 74.187 pasien pneumonia telah dirawat menggunakan obat tradisional Tiongkok, atau setara dnegan 91,5% dari total kasus di China.
Sementara itu, pengamatan klinis menunjukkan bahwa TCM terbukti efektif pada lebih dari 90% kasus.
Baca Juga: Terlalu banyak korban jiwa akibat corona, kamar jenazah di Bergamo membludak
Untuk mengendalikan penyebaran virus corona di Wuhan, Tong Xiaolin, kepala peneliti dengan CACMS, dan para ahli lainnya merumuskan resep yang disesuaikan untuk mengobati pasien dengan bentuk pneumonia ringan, kasus yang dicurigai dan mereka yang suhu tinggi dan mereka yang harus dikarantina.
Obat itu kemudian diberikan kepada pasien di Wuhan dengan dukungan pemerintah. Menurut Tong, obat tersebut ditemukan untuk mencegah pasien dengan gejala ringan menjadi gejala yang parah, dan menjaga kasus yang parah di bawah tingkat kontrol.
Baca Juga: WHO peringatkan dunia: Jangan sia-siakan kesempatan kedua untuk melawan virus corona
Di Distrik Wuchang Wuhan, salah satu distrik yang dilanda epidemi terparah, lebih dari 90% kasus yang dicurigai menjadi kasus terkonfirmasi positif pada 28 Januari. Intervensi TCM dimulai dari 2 Februari, dan tingkat diagnosis turun menjadi 30% pada 6 Februari dan kemudian sekitar 3% pada 5 Maret.
