kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China dan Taiwan Meneken Kerja Sama Perdagangan Bebas


Rabu, 30 Juni 2010 / 08:14 WIB
China dan Taiwan Meneken Kerja Sama Perdagangan Bebas


Sumber: BLOOMBERG | Editor: Test Test

HONG KONG. Untuk pertama kalinya China menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Taiwan. Penandatanganan kesepakatan yang berlangsung pada Selasa (29/6), diyakini bakal makin memperkuat ikatan perdagangan kedua belah pihak.

Hubungan China dan Taiwan mulai hangat sejak Ma Ying-jeou menjadi Presiden Taiwan pada Mei 2008 lalu. Dan sampai saat ini China masih memandang Taiwan sebagai salah satu provinsi yang membangkang. "Dua atau tiga tahun lalu, tak akan ada yang bisa membayangkan kerja sama perdagangan China dan Taiwan akan terwujud," ujar pejabat senior JPMorgan Chase & Co Carl Chien, kemarin.

Negeri Tembok Raksasa itu rela menepikan masalah politik, terkait klaim atas Taiwan untuk menegosiasikan Perjanjian Kerangka Kerja Sama Ekonomi. Integrasi ekonomi yang makin erat juga menjadi bukti kesuksesan China mencairkan hubungan kurang harmonis sepanjang enam dekade dengan Taiwan.

China akan memangkas tarif atawa bea masuk untuk 539 produk ekspor dari Taiwan ke negaranya. Nilainya mencapai US$ 13,8 miliar atau sekitar 16% dari total nilai ekspor negara pulau itu ke China sepanjang 2009.

Zheng Lizhong, Wakil Presiden Asosiasi Kerja Sama Taiwan dengan China menambahkan, Taiwan akan memangkas bea masuk untuk 267 produk dari China. Nilainya mencapai US$ 2,86 miliar atau sebesar 10,5% dari total ekspor China ke Taiwan sepanjang tahun 2009.

Namun, usulan perjanjian perdagangan itu tidak memasukkan poin yang sangat diinginkan perusahaan-perusahaan Taiwan. Yakni, pemangkasan bea masuk untuk produk unggulan, yakni polifinil klorida (PVC). Mereka juga meminta China memperlonggar hambatan untuk produk-produk semikonduktor. "Detil kerja sama tidak terbuka. Kami tidak puas, tapi masih bisa menerima," ungkap Lee Chih-tsuen, pimpinan Formosa Plastics Corp, produsen terbesar PVC Taiwan.

Di bawah perjanjian itu, China juga akan membuka 11 sektor jasa yang bisa menjadi tempat investasi bagi Taiwan. Di antaranya, perbankan, asuransi, rumah sakit, dan perusahaan audit. Sedangkan Taiwan setuju memperluas akses investasi dari China di tujuh sektor, termasuk perbankan dan film.

Toh, tak semua rakyat Taiwan menyetujui kerjasama tersebut. "Kekhawatiran terbesar kami, kesepakatan akan membuat Taiwan menjadi bagian dari China," ujar Tsai Ing-wen, juru bicara partai oposisi, Progresif Demorat.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×