kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.430   57,00   0,35%
  • IDX 7.618   3,14   0,04%
  • KOMPAS100 1.065   5,05   0,48%
  • LQ45 805   1,84   0,23%
  • ISSI 256   1,72   0,68%
  • IDX30 416   0,88   0,21%
  • IDXHIDIV20 476   -0,82   -0,17%
  • IDX80 120   0,62   0,51%
  • IDXV30 123   0,46   0,37%
  • IDXQ30 133   0,19   0,15%

Hujan Ekstrem Renggut 30 Nyawa di Beijing, Ribuan Warga Mengungsi


Selasa, 29 Juli 2025 / 15:42 WIB
Hujan Ekstrem Renggut 30 Nyawa di Beijing, Ribuan Warga Mengungsi
ILUSTRASI. Banjir bandang yang dipicu oleh hujan ekstrem di Beijing telah menewaskan sedikitnya 30 orang dan memaksa lebih dari 80.000 warga untuk mengungsi. cnsphoto via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir bandang yang dipicu oleh hujan ekstrem di Beijing telah menewaskan sedikitnya 30 orang dan memaksa lebih dari 80.000 warga untuk mengungsi. 

Dalam waktu kurang dari seminggu, curah hujan di ibu kota Tiongkok ini melampaui rata-rata tahunan, merusak infrastruktur vital dan melumpuhkan kehidupan ribuan orang.

Hujan Satu Tahun Turun dalam Beberapa Hari

Hujan deras yang dimulai sejak 23 Juli mencapai puncaknya pada Senin malam, menyebabkan kekacauan di wilayah Beijing dan sekitarnya. Menurut data, wilayah Miyun di utara Beijing mencatat curah hujan hingga 573,5 mm, mendekati rata-rata tahunan kota yang berkisar 600 mm.

Sebagian besar korban jiwa terjadi di wilayah pegunungan utara Beijing, dekat Tembok Besar, dengan 28 kematian tercatat di Miyun dan 2 di Yanqing, menurut kantor berita resmi Xinhua.

Baca Juga: Trump Buka Peluang untuk Mengunjungi China Atas Undangan Xi Jinping

Sementara itu, hujan paling intens terjadi di daerah perbukitan Huairou, di mana 95,3 mm hujan turun hanya dalam satu jam.

Infrastruktur Lumpuh, Warga Mengungsi dan Merugi

Banjir yang datang secara tiba-tiba membuat warga tidak sempat bersiap. “Banjir datang seketika, tidak ada waktu untuk bersiap,” kata Zhai, pemilik toko kelontong di Miyun yang tokonya tenggelam hingga 1,5 meter.

Sementara itu, Liu, pemilik restoran lokal, mengaku hampir menangis melihat perabotannya yang rusak berat. Lemari es dan peralatan besar lainnya terendam selama berjam-jam. Suaminya memperkirakan kerugian mencapai lebih dari 100.000 yuan (sekitar Rp 228 juta).

Banjir juga memutus aliran listrik dan komunikasi di lebih dari 130 desa, serta menyebabkan ratusan penerbangan dan perjalanan kereta ditunda atau dibatalkan.

Pakar: Beijing Jadi "Perangkap Hujan"

Menurut ahli iklim Xuebin Zhang dari University of Victoria, intensitas hujan ini sangat luar biasa — 80–90% dari curah hujan tahunan turun hanya dalam beberapa hari di sejumlah wilayah.

Topografi Beijing yang dikelilingi pegunungan di utara dan barat memperparah situasi. Uap air terjebak dan dipaksa naik ke atmosfer, menghasilkan hujan deras yang tak tertahankan oleh sistem drainase kota.

“Sangat sedikit sistem yang dirancang untuk menangani volume air sebanyak ini dalam waktu sesingkat itu,” ujar Zhang.

Beijing dan wilayah utara Tiongkok yang biasanya kering memang mengalami lonjakan cuaca ekstrem dalam beberapa tahun terakhir — tren yang menurut para ilmuwan mungkin berkaitan dengan perubahan iklim global.

Baca Juga: Agar Tak Ganggu Kesepakatan dengan China, Trump Setop Sementara Pembatasan Ekspor

Hebei dan Tianjin Juga Diterjang Banjir

Hujan juga melanda provinsi Hebei dan kota Tianjin, yang terletak dekat Beijing. Di Hebei, 8 orang tewas akibat longsor setelah wilayah tersebut menerima curah hujan setara enam bulan hanya dalam satu akhir pekan. Empat orang masih dinyatakan hilang.

Di Tianjin, banjir menenggelamkan dua desa hingga hanya atap rumah yang terlihat, menurut laporan CCTV.

Warga Desak Aksi Cepat, Situasi Masih Genting

Kementerian Manajemen Darurat Tiongkok menyebut kondisi bantuan dan evakuasi sangat kompleks dan parah. Sementara itu, warga menggunakan media sosial seperti Weibo untuk meminta bantuan dan mempercepat upaya penyelamatan.

“Banjir masih datang, tidak ada listrik atau sinyal, saya belum bisa menghubungi keluarga saya!” tulis seorang pengguna Weibo pada Selasa pagi.

Selanjutnya: Ditopang Keju Blok, Pendapatan Mulia Boga Raya (KEJU) Tumbuh 12,18% di semester I

Menarik Dibaca: Harga Emas Fluktuatif Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×