Sumber: Businesstimes | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan dagang antara China dan Uni Eropa menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah serangkaian ketegangan selama setahun terakhir.
Dalam pernyataan resmi Kementerian Perdagangan China pada Sabtu (7 Juni), Beijing menyatakan kesiapannya untuk mempercepat proses persetujuan ekspor rare earth ke perusahaan-perusahaan Uni Eropa serta menetapkan keputusan akhir terkait investigasi perdagangan minuman brandy asal Eropa paling lambat pada 5 Juli.
Jalur Hijau Ekspor Rare Earth ke Uni Eropa
Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa mereka "bersedia membentuk jalur hijau" guna mempercepat persetujuan ekspor rare earth bagi aplikasi yang memenuhi syarat.
Komitmen ini disampaikan dalam pertemuan antara Menteri Perdagangan China, Wang Wentao, dan Komisaris Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, yang berlangsung di Paris pada Selasa lalu.
Baca Juga: Harga Minyak Bergerak Tipis di Pagi Ini (9/6) Jelang Pembicaraan Dagang AS-China
Langkah ini menjadi angin segar bagi berbagai sektor seperti otomotif, semikonduktor, kedirgantaraan, hingga industri pertahanan, yang pasokan bahan bakunya terganggu sejak China menangguhkan ekspor beberapa jenis rare earth dan magnet terkait pada April lalu.
Dalam pernyataan terpisah, kementerian juga menyatakan kesiapan China untuk memperkuat dialog dan komunikasi dengan negara-negara terkait mengenai pengendalian ekspor rare earth, seraya mengakui meningkatnya permintaan dari sektor kendaraan listrik (EV) dan robotika.
Investigasi Brandy: Keputusan Final Sebelum 5 Juli
Isu lainnya yang dibahas dalam pertemuan adalah investigasi anti-dumping terhadap brandy asal Uni Eropa, khususnya Prancis. China memberlakukan bea masuk hingga 39% pada produk brandy Eropa sebagai respons terhadap tindakan Uni Eropa yang membatasi impor kendaraan listrik buatan China.
Penerapan tarif ini telah memukul penjualan produsen brandy ternama seperti Hennessy (LVMH), Martell (Pernod Ricard), dan Remy Cointreau, serta memperburuk hubungan dagang antara Beijing dan Paris. Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan menyebut tindakan China sebagai "pembalasan murni".
Namun, menurut Kementerian Perdagangan China, perusahaan-perusahaan Prancis dan asosiasi terkait telah secara aktif mengajukan usulan komitmen harga kepada otoritas China. Kesepakatan telah dicapai mengenai ketentuan inti, dan dokumen akhir kini sedang ditinjau sebelum keputusan resmi diumumkan pada 5 Juli.
Kendaraan Listrik: Negosiasi Masuki Tahap Akhir
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak juga membahas isu kendaraan listrik. Konsultasi mengenai komitmen harga minimum ekspor EV China ke Eropa telah memasuki tahap akhir. Sebelumnya, Uni Eropa berencana mengenakan tarif terhadap EV buatan China demi melindungi produsen lokalnya.
Baca Juga: Bank Indonesia Bakal Uji Coba QRIS di China dan Arab Saudi
China menanggapi dengan positif usulan Uni Eropa untuk menjajaki "jalur teknis baru" terkait regulasi EV, dan kini sedang mengevaluasi opsi tersebut. Ini menandakan adanya keinginan bersama untuk meredakan ketegangan dan menghindari eskalasi perang dagang yang dapat merugikan kedua belah pihak.
Menuju Normalisasi Hubungan Perdagangan
Kementerian Perdagangan China menyatakan harapannya agar Uni Eropa "dapat bertemu di tengah jalan" dan mengambil langkah konkret untuk memfasilitasi perdagangan produk-produk teknologi tinggi yang sesuai aturan ke China.
Upaya terbaru ini menunjukkan komitmen kedua pihak dalam menyelesaikan perselisihan dagang secara diplomatis dan konstruktif. Dengan tenggat keputusan brandy yang semakin dekat dan kemajuan signifikan dalam isu EV dan rare earth, dunia kini menanti apakah Uni Eropa dan China dapat menyegel kesepakatan dagang yang stabil dan saling menguntungkan.