Reporter: Edy Can, New York Times | Editor: Edy Can
HONGKONG. Hubungan China dan Jepang kian panas. Pemerintah China telah mengembargo ekspor seluruh komoditas tambang langka bagi perusahaan Jepang.
Seorang pengusaha menyebutkan, pihak Bea Cuka China telah memberhentikan kapal yang mengirimkan komoditas tambang yang dipergunakan untuk memproduksi mobil hybrid, turbin angin dan senjata tempur tersebut. Namun, Kamar Dagang China menolak mengomentari hal tersebut.
Sengketa ini berawal dari tabrakan antara kapal pencari ikan Cina dan dua kapal patroli Jepang di dekat kepulauan tak berpenduduk di Laut Cina Timur, Selasa (7/9). Jepang lalu menahan kapten kapal nelayan China tersebut.
Pada Selasa lalu, Perdana Menteri China Wen Jiabao telah mendesak Jepang untuk melepaskan kapten kapal tersebut. Namun, Jepang menolak.
Embargo ini tentu menjadi peringatan bagi Jepang yang miskin sumber daya alam. Sebab, Jepang sangat bergantung pada impor selama ini. Apalagi, Jepang merupakan pengimpor terbesar komoditas tambang dari China.
Di sisi lain, China memasok 99% komoditas tambang langka yang sangat berharga saat ini. Raksasa Asia itu menambang 93% komoditas tambang yang langka di dunia.
Direktur Eksekutif Industrial Mineral Company Australia Dudley Kingsnorth mengaku sudah memprediksi embargo bakal terjadi. Dia mengaku sudah diberitahu pada akhir bulan lalu bahwa China akan melarang ekspor ke Jepang jika kapten tersebut tidak dilepaskan. "Dengan menyetop pengiriman, mereka mengganggu kontrak perdagangan," katanya.
Pihak Jepang sendiri belum mengungkapkan respon atas tindakan China ini. Perusahaan seperti Honda, Toyota dan Kementerian Luar Negeri Jepang tidak bisa dikontak karena kemarin adalah hari libur nasional.