kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

China Gelar Patroli di Laut China Selatan, Filipina Diberi Peringatan Keras


Minggu, 14 September 2025 / 09:44 WIB
China Gelar Patroli di Laut China Selatan, Filipina Diberi Peringatan Keras
ILUSTRASI. Militer China pada Minggu (14/9) menyatakan telah melakukan patroli “rutin” di kawasan Laut China Selatan.. REUTERS/Adrian Portugal


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Militer China pada Minggu (14/9) menyatakan telah melakukan patroli “rutin” di kawasan Laut China Selatan.

Dalam pernyataannya, Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA Southern Theater Command) menegaskan bahwa Filipina harus segera menghentikan tindakan provokatif yang dinilai dapat memperburuk ketegangan di wilayah tersebut.

“Pasukan China akan terus mempertahankan kedaulatan negara di kawasan ini,” ujar juru bicara Komando Teater Selatan dalam keterangan resminya.

Klaim China dan Sengketa Regional

China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, jalur laut strategis yang menjadi rute perdagangan global senilai lebih dari US$3 triliun per tahun. Klaim sepihak Beijing ini tumpang tindih dengan klaim sejumlah negara lain, termasuk Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam.

Baca Juga: China Gelar Parade Militer Terbesar, Xi Pamer Kekuatan di Hadapan Putin dan Kim

Ketegangan semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, seiring langkah Filipina yang semakin intensif melakukan patroli bersama dengan Amerika Serikat dan sekutu lainnya.

Dampak terhadap Stabilitas Kawasan

Pernyataan terbaru dari militer China memperlihatkan bahwa Beijing tetap berpegang pada posisi tegas untuk mempertahankan klaim kedaulatannya, meski mendapat penolakan dari negara-negara ASEAN yang juga memiliki klaim serupa.

Situasi ini berpotensi menambah gesekan diplomatik dan militer di Laut China Selatan, kawasan yang tidak hanya penting dari sisi perdagangan, tetapi juga memiliki cadangan sumber daya alam yang besar, termasuk minyak dan gas.

Selanjutnya: Pasca Banjir 154,65 Ton Sampah Menumpuk di Bali, Didominasi Plastik

Menarik Dibaca: Tanaman Herbal untuk Perawatan Kulit, Ikuti Langkah Pemakaiannya Berikut Ini!




TERBARU

[X]
×