kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

China hadapi kesulitan untuk memperluas upaya vaksinasi COVID-19, ada apa?


Jumat, 03 September 2021 / 23:05 WIB
China hadapi kesulitan untuk memperluas upaya vaksinasi COVID-19, ada apa?


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China menghadapi kesulitan yang semakin besar dalam memperluas upaya vaksinasi massal COVID-19, tetapi akan terus menginokulasi lebih banyak orang dan meningkatkan program suntikan booster, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan, Jumat (3 September).

Zheng Zhongwei, pejabat di Komisi Kesehatan Nasional China, tidak memerinci hambatannya tapi menekankan, mereka yang belum divaksinasi tidak bisa mengandalkan perlindungan dari mereka yang telah disuntik vaksin, di tengah kekhawatiran atas varian Delta yang sangat menular.

"Baru-baru ini, ketika (mendorong vaksinasi) sampai ke tahap selanjutnya, itu menjadi semakin sulit," kata Zheng di sebuah forum kesehatan, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Korea Utara tolak 3 juta dosis vaksin COVID-19 buatan Sinovac, ini alasannya

Dia menyebutkan, China telah memberikan dosis penuh kepada sekitar 900 juta orang, atau lebih dari 60% dari 1,4 miliar penduduknya. Namun, ia mengutip beberapa ahli yang mengatakan, China mungkin memerlukan tingkat vaksinasi lebih tinggi dari 80%.

China memberikan sekitar 13 juta dosis per hari rata-rata selama Juli dan Agustus, lebih lambat dari rata-rata harian pada Juni sebesar 19 juta suntikan.

Pada akhir Oktober, China menargetkan bisa menyelesaikan pemberian dua dosis vaksin kepada 1,1 miliar orang serta memberikan suntikan booster kepada kelompok terbatas, seperti orangtua dan pekerja berisiko tinggi, menurut perkiraan dalam presentasi Zheng.

Saat ini, Zheng bilang, orang disarankan untuk menggunakan dosis booster dari jenis teknologi vaksin yang sama dengan vaksinasi pertama mereka. Tapi, lebih banyak pilihan mungkin tersedia setelah studi tentang penggunaan suntikan yang berbeda sebagai booster memberikan hasil.

Selanjutnya: Kim Jong Un akui pandemi dunia semakin di luar kendali



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×