Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
SHANGHAI. Pemerintah China mengeluarkan jurus baru untuk menahan para investor di lantai saham. Hari ini, Senin (7/9), pemerintah berjanji membebaskan pajak dividen bagi investor yang sudah memegang saham lebih dari satu tahun.
Pemerintah berharap, cara ini mendorong investor untuk melakukan investasi jangka panjang ketimbang melakukan spekulasi jangka pendek.
Selain itu, pemerintah akan memangkas setengah pajak dividen bagi investor yang memegang saham antara satu bulan hingga satu tahun. Investor yang memegang saham di bawah satu bulan, akan dikenakan pajak penuh pada dividennya.
Aturan pajak ini berlaku mulai besok, Selasa (8/9).
Pemerintah China maraton mengeluarkan cara untuk menahan penurunan indeks saham lebih dalam.
Sore ini, operator bursa saham China, Shanghai dan Shenzhen Stock Exchanges serta China Financial Futures Exchange mengajukan sistem "circuit breaker" di bursa.
Layaknya sakelar pemutus tenaga untuk menjaga keamanan jaringan listrik, circuit breaker akan menghentikan perdagangan secara otomatis jika ada kenaikan atau penurunan yang dianggap terlalu fluktuatif.
Operator bursa ini mengusulkan, setiap kenaikan atau penurunan 5% di CSI300 Index dibanding penutupan hari sebelumnya, akan memicu penghentian perdagangan sementara 30 menit di seluruh indeks China. Ini berlaku jika fluktuasi tersebut terjadi sebelum jam 2.30 siang.
Setelah itu, fluktuasi 5% akan berakibat suspensi perdagangan sampai akhir perdagangan.
Jika selisih indeks terus sampai 7%, penghentian perdagangan akan dilakukan sepanjang hari.
Para pelaku pasar diminta memberi masukan sebelum 21 September terkait kebijakan circuit breaker ini.
Namun, analis di pasar sudah mulai skeptis. "Apa gunanya? Jika perdagangan dilanjutkan lagi setelah 30 menit, pasar malah akan lanjut turun. Untuk apa China punya pasar modal kalau cara ini membalikan gaya China pada bentuk ekonomi terencana (tidak diserahkan pada pasar)?" kata Liu Ligag, Ekonom ANZ di Hong Kong untuk yang mengkover pasar modal China, dikutip Reuters.