/2025/10/28/2004385313.jpg "China Kembali Impor Gandum AS Setelah Pertemuan Trump–Xi, Sinyal Perang Dagang Reda?")
Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China kembali membeli dua kargo gandum dari Amerika Serikat, menandai pembelian pertama sejak Oktober tahun lalu.
Langkah ini muncul tak lama setelah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan pekan lalu, yang memberi sinyal mencairnya ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Menurut para pedagang yang mengetahui transaksi tersebut, pembelian tersebut mencakup sekitar 120.000 metrik ton gandum untuk pengiriman bulan Desember. Komoditas itu terdiri atas satu kargo gandum jenis soft white dan satu kargo gandum spring wheat.
“Ini lebih menunjukkan komitmen China untuk membeli biji-bijian dari AS, karena gandum AS bukan yang termurah di pasar saat ini. Jadi langkah ini lebih bersifat politis,” ujar seorang pedagang biji-bijian yang berbasis di Singapura dan memiliki pengetahuan langsung tentang kesepakatan tersebut.
Tarif Impor Gandum AS Dihapus
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan Trump–Xi, Beijing pada Rabu mengumumkan bahwa mulai 10 November 2025, pemerintah akan menghapus tarif impor yang sebelumnya dikenakan terhadap beberapa produk pertanian asal AS.
Baca Juga: Toyota, Honda, dan Suzuki Investasi Besar di India, Geser Ketergantungan dari China
Kebijakan ini mencakup penghapusan bea masuk sebesar 15% untuk gandum AS, yang awalnya diberlakukan pada 4 Maret 2025.
Langkah ini disambut positif oleh pasar dan investor, karena dianggap sebagai tanda pelonggaran hubungan dagang antara Washington dan Beijing yang sempat memanas selama beberapa tahun terakhir.
Ketegangan tersebut sebelumnya telah mengganggu arus perdagangan sejumlah komoditas utama, termasuk hasil pertanian.
Impor Gandum China Turun Tajam
China selama ini merupakan pasar utama bagi petani AS dan telah menjadikan permintaan besar terhadap komoditas pertanian sebagai alat tawar-menawar dalam perang dagang.
Namun, akibat serangkaian tarif balasan (tit-for-tat tariffs), pembeli China dalam beberapa tahun terakhir menghindari produk pertanian AS seperti gandum dan kedelai, dan beralih ke pemasok lain.
Pada tahun 2024, China mengimpor sekitar 1,9 juta ton gandum dari AS, setara dengan 17% dari total impor gandumnya.
Baca Juga: Harga Kedelai Turun 1% di Tengah Lesunya Permintaan China Terhadap Pasokan AS
Namun, sepanjang tahun ini, impor gandum China menurun tajam seiring hasil panen dalam negeri yang melimpah. Data Januari–September 2025 menunjukkan bahwa impor gandum China anjlok 72% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sinyal Positif Lain: Impor Sorgum dari AS
Dalam tanda positif lainnya bagi hubungan dagang kedua negara, satu kargo sorgum dari AS juga telah dikirim ke China sejak pertemuan antara Trump dan Xi, menurut Ketua Dewan Biji-Bijian dan Produk Biologis AS (U.S. Grains and BioProducts Council), Mark Wilson, kepada Reuters.
Pada tahun 2024, China mengimpor 5,7 juta ton sorgum dari AS, yang menyumbang 66% dari total impor sorgum China.
Langkah-langkah ini memperlihatkan adanya pemulihan bertahap dalam hubungan perdagangan pertanian antara AS dan China, sekaligus membuka peluang baru bagi petani Amerika yang sempat terdampak kebijakan tarif selama beberapa tahun terakhir.
