Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga raksasa otomotif asal Jepang, Toyota, Honda, dan Suzuki, tengah mengucurkan dana investasi besar-besaran di India.
Langkah ini menandai meningkatnya posisi India sebagai pusat manufaktur global, sekaligus mencerminkan upaya produsen Jepang untuk mengurangi ketergantungan terhadap China dalam rantai pasok mereka.
Toyota Motor Corp. dan Suzuki Motor Corp., dua pemain utama di pasar otomotif dunia, telah mengumumkan investasi gabungan senilai US$11 miliar untuk memperkuat kemampuan produksi dan ekspor di negara dengan pasar mobil terbesar ketiga di dunia tersebut.
Sementara itu, Honda Motor Co. pekan lalu menyatakan akan menjadikan India sebagai basis produksi dan ekspor untuk kendaraan listrik (EV) generasi baru yang akan datang.
Jepang Alihkan Fokus dari China ke India
Biaya tenaga kerja yang rendah dan ketersediaan sumber daya manusia yang melimpah telah lama menjadi daya tarik India bagi perusahaan manufaktur global.
Kini, para pembuat mobil Jepang semakin memperbesar kehadiran mereka di negara tersebut, seiring upaya untuk memindahkan fokus dari China—baik sebagai pasar maupun basis produksi.
Baca Juga: Volkswagen Siapkan Chip Sendiri untuk Mobil Pintar China, Target Rilis 3–5 Tahun Lagi
Keputusan ini juga didorong oleh fakta bahwa pasar kendaraan listrik India hampir tertutup bagi produsen asal China, seperti BYD, yang tengah mendominasi persaingan harga di pasar domestik Tiongkok.
“India adalah pilihan tepat untuk menggantikan pasar China,” kata Julie Boote, analis otomotif di Pelham Smithers Associates, London. “Untuk saat ini, Jepang melihat India sebagai pasar yang lebih menarik karena mereka tidak harus berhadapan langsung dengan kompetitor asal China.”
Selain itu, meningkatnya kualitas produk manufaktur India dan insentif pemerintah di bawah Perdana Menteri Narendra Modi juga menjadi daya tarik utama bagi investasi baru.
Toyota dan Suzuki Pimpin Investasi
Data menunjukkan bahwa investasi langsung Jepang di sektor transportasi India melonjak lebih dari tujuh kali lipat antara 2021 hingga 2024, mencapai 294 miliar yen (sekitar US$2 miliar) tahun lalu. Sebaliknya, investasi Jepang di sektor transportasi China turun 83% dalam periode yang sama, menjadi hanya 46 miliar yen.
Toyota kini bekerja sama dengan vendor asal Jepang dan India untuk menekan biaya produksi serta memperluas pasokan komponen hibrida.
Perusahaan ini berencana meluncurkan 15 model baru dan versi penyegaran di India sebelum akhir dekade, dengan target menguasai 10% pangsa pasar mobil penumpang, naik dari sekitar 8% saat ini.
“Pasar India sangat penting dan akan terus tumbuh di masa depan,” ujar Koji Sato, Presiden Toyota Motor, dalam Japan Mobility Show pekan lalu.
Baca Juga: BMW Catat Margin Laba 5,2% di Kuartal III, Lampaui Perkiraan Analis
Toyota juga telah mengumumkan investasi lebih dari US$3 miliar untuk memperluas pabriknya di India selatan dan membangun fasilitas baru di Maharashtra yang diproyeksikan mulai berproduksi sebelum 2030. Langkah ini akan meningkatkan kapasitas produksi Toyota di India menjadi lebih dari 1 juta unit per tahun.
Dukungan dari Pemerintah Modi
Pertumbuhan ekonomi India yang mencapai rata-rata 8% per tahun dalam tiga tahun terakhir menjadi magnet bagi investor asing. Pemerintah Modi kini gencar menawarkan insentif bagi produsen asing agar menjadikan India sebagai basis produksi untuk pasar domestik dan global.
Pada tahun fiskal lalu, India memproduksi sekitar 5 juta mobil penumpang, dengan 800.000 unit di antaranya diekspor. Penjualan domestik naik 2% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara ekspor meningkat 15%.
Selain dukungan fiskal, pembatasan investasi dari China juga secara tidak langsung membantu produsen Jepang. Larangan tersebut membuat sulit bagi merek seperti SAIC MG dan BYD untuk memperluas bisnis mereka di India.
“Sikap proteksionis India terhadap negara tetangga justru menjadi berkah terselubung bagi produsen Jepang,” kata Gaurav Vangaal, analis di S&P Global Mobility. “Hal ini membuka peluang bagi mereka untuk memperluas investasi dan meningkatkan daya saing biaya.”
Honda Siapkan Basis Produksi EV di India
Bagi Honda, India merupakan pasar terbesar untuk bisnis sepeda motor yang sangat menguntungkan. Kini, perusahaan berencana memperkuat lini mobil listrik (EV) dengan menjadikan India sebagai basis produksi dan ekspor utama.
Baca Juga: Penjualan Tesla di China Turun 9,9% per Oktober 2025
CEO Honda, Toshihiro Mibe, mengatakan India kini menjadi pasar prioritas kedua bagi bisnis mobil Honda setelah Amerika Serikat, diikuti oleh Jepang.
Honda berencana memproduksi model dari seri “Zero” di India, dengan ekspor pertama ke Jepang dan negara-negara Asia lain yang dimulai pada 2027.
Sementara itu, Suzuki Motor akan menginvestasikan sekitar US$8 miliar untuk memperluas kapasitas produksinya menjadi 4 juta unit per tahun, naik dari 2,5 juta saat ini. Melalui anak usahanya, Maruti Suzuki, perusahaan ini masih menjadi produsen dan eksportir mobil terbesar di India.
“Kami ingin menjadikan India sebagai pusat produksi global Suzuki,” ujar Presiden Suzuki Motor, Toshihiro Suzuki, di sela-sela pameran mobil di Jepang. “Kami juga ingin meningkatkan ekspor dari India.”













