Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga kedelai di bursa Chicago turun sekitar 1% pada perdagangan Kamis (6/11/2025), tertekan minimnya permintaan dari China terhadap pasokan Amerika Serikat (AS), meskipun hubungan dagang antara kedua negara menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Mengutip data Chicago Board of Trade (CBOT), kontrak kedelai paling aktif melemah 1% menjadi US$ 11,23 per bushel pada pukul 02.49 Waktu setempat, setelah sempat ditutup menguat pada sesi sebelumnya.
Harga gandum turun 0,7% ke level US$5,50¾ per bushel, sementara jagung melemah 0,5% ke US$4,33 per bushel.
Baca Juga: Harga Kedelai Turun untuk Sesi Kedua, Tertekan Panen AS dan Minimnya Permintaan China
Seorang pedagang minyak nabati mengatakan, pembeli asal China belum menunjukkan minat besar terhadap kedelai asal AS karena harga dari Brasil lebih kompetitif.
“Harga kedelai Brasil masih lebih menarik dibandingkan pasokan dari Amerika,” ujarnya.
Padahal, Beijing baru saja mengonfirmasi bahwa pihaknya menangguhkan tarif balasan atas sejumlah impor dari AS, termasuk produk pertanian, setelah pertemuan tingkat tinggi antara kedua negara pekan lalu.
Namun, kedelai asal AS masih dikenai tarif sebesar 13%, yang membuat minat impor tetap tertahan.
Kabar pelonggaran tarif sempat mendorong kenaikan harga pada perdagangan Rabu, namun absennya pembelian besar oleh China membatasi potensi penguatan lebih lanjut.
Baca Juga: Harga Kedelai AS Tertekan Minimnya Permintaan China
Situasi ini diperburuk dengan dihentikannya laporan ekspor cepat dari Departemen Pertanian AS (USDA) akibat penutupan sementara pemerintahan, sehingga pelaku pasar kesulitan memantau penjualan aktual ke China.
Sementara itu, pasar gandum menghadapi tekanan tambahan dari prospek meningkatnya pasokan Rusia.
Pemerintah Rusia tengah mempertimbangkan untuk hampir menggandakan kuota ekspor gandum menjadi 20 juta ton metrik untuk paruh kedua musim pemasaran, yakni dari 15 Februari hingga 30 Juni 2026.
Rencana ini tercantum dalam rancangan dokumen yang diterbitkan oleh asosiasi industri Russian Grain Union pada Rabu.
Baca Juga: Harga Kedelai Tembus di Bawah US$10/bushel Rabu (1/10), Jagung & Gandum Ikut Turun
Dengan potensi pasokan global yang melimpah dan permintaan China yang belum pulih, harga komoditas pertanian utama dunia pun tertekan, menandakan pasar masih berhati-hati menanti langkah konkret dari Beijing dalam perdagangan dengan Amerika Serikat.













