Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga kedelai di bursa Chicago masih bertahan di level tertinggi tiga pekan pada Kamis (9/10/2025), didorong oleh ekspektasi bahwa hasil panen kedelai Amerika Serikat (AS) akan lebih rendah dari perkiraan pemerintah sebelumnya.
Pasar juga berharap adanya kebangkitan permintaan dari China terhadap kedelai asal AS.
Kontrak berjangka jagung turut menguat tipis di tengah perkiraan penurunan hasil panen, sementara harga gandum mulai pulih setelah sempat mendekati level terendah dalam lima tahun pada awal pekan ini.
Baca Juga: Harga Kedelai Turun untuk Sesi Kedua, Tertekan Panen AS dan Minimnya Permintaan China
Melansir Reuters, kontrak kedelai paling aktif di Chicago Board of Trade (CBOT) tidak berubah di posisi US$ 10,29½ per gantang pada pukul 00.42 GMT, setelah sempat menyentuh US$ 10,30, level tertinggi sejak 19 September pada sesi sebelumnya.
Harga jagung CBOT naik 0,2% menjadi US$ 4,22¾ per gantang, sementara gandum naik 0,5% ke US$ 5,10 per gantang.
Ketiga komoditas tersebut masih berada dalam kondisi pasokan yang melimpah, dengan harga yang telah turun jauh dari puncaknya pada tahun 2022.
Dolar AS melemah dari posisi tertinggi dua bulan pada sesi sebelumnya. Pelemahan dolar membuat komoditas AS lebih murah bagi importir dan berpotensi meningkatkan permintaan global.
Sejumlah analis yang disurvei Reuters memperkirakan Departemen Pertanian AS (USDA) akan memangkas estimasi hasil panen kedelai dan jagung dalam laporan terbaru, yang tertunda akibat penutupan (shutdown) pemerintahan AS.
Baca Juga: Perang Kedelai AS-China Memanas, Trump Bakal Terbang ke Korsel Demi Hadapi Xi
Para petani AS kini tengah berada di puncak musim panen kedelai dan jagung, sambil menantikan kejelasan terkait paket bantuan pertanian dari pemerintah untuk mengompensasi lemahnya permintaan dari China.
China sebelumnya menahan pembelian kedelai AS akibat ketegangan dagang dengan pemerintahan Donald Trump.
Trump mengatakan pekan lalu bahwa ia akan membahas isu tersebut dengan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan yang dijadwalkan akhir Oktober ini.
Harga kedelai juga mendapat dukungan dari ancaman aksi mogok pekerja sektor minyak nabati di Argentina, salah satu eksportir kedelai utama dunia.
Namun, tekanan dari sisi pasokan global masih membayangi. Data Asosiasi Ekspor Gandum dan Kedelai Brasil (Anec) menunjukkan ekspor kedelai Brasil diperkirakan mencapai 102,2 juta ton hingga akhir Oktober, melampaui volume ekspor tahunan pada 2023 dan 2024.
Baca Juga: Harga Kedelai Tembus di Bawah US$10/bushel Rabu (1/10), Jagung & Gandum Ikut Turun
Sementara itu, Bursa Gandum Rosario di Argentina menaikkan perkiraan produksi gandum musim ini menjadi 23 juta ton dari sebelumnya 20 juta ton, menandakan pasokan global yang tetap berlimpah.