Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga kedelai di bursa Chicago melemah pada awal pekan ini Senin (29/9/2025), tertekan oleh tekanan musiman panen di Amerika Serikat (AS) serta absennya permintaan dari China yang memperburuk prospek ekspor.
Kontrak berjangka jagung juga ikut terkoreksi dalam perdagangan Asia awal, sementara harga gandum cenderung stagnan.
Baca Juga: Harga Kedelai AS Melemah untuk Pekan Kedua Jumat (26/9), China Absen dari Pasar
Melansir Reuters, kontrak kedelai paling aktif di Chicago Board of Trade (CBOT) turun 0,1% ke level US$10,13 per gantang pada pukul 00.13 GMT.
Jagung merosot 0,1% ke US$4,21½ per gantang, sedangkan gandum bertahan di US$5,19¾ per gantang.
Eksportir kedelai AS kehilangan pangsa pasar ke China akibat perang dagang dengan Negeri Tirai Bambu, yang kini lebih banyak mengimpor dari pemasok pesaing di Amerika Latin.
Setelah pemerintah Argentina sempat menangguhkan pajak ekspor biji-bijian pekan lalu, sekitar 40 kargo kedelai negara tersebut telah terdaftar untuk diekspor pada November–Desember, sebagian besar menuju China.
Langkah ini semakin menggerus momentum musim pemasaran utama AS.
Panen kedelai dan jagung yang semakin maju di AS diperkirakan akan terus menekan harga akibat suplai berlebih.
Meski begitu, keraguan atas potensi hasil jagung memberikan sedikit penopang pada pasar dalam beberapa sesi terakhir.
Baca Juga: Tarif Jadi Penghalang, China Masih Ogah Pesan Kedelai dari Amerika Serikat
Departemen Pertanian AS (USDA) dijadwalkan merilis pembaruan mingguan terkait progres panen pada Senin, serta laporan stok biji-bijian kuartalan pada Selasa.
Data regulator pada Jumat lalu menunjukkan spekulan besar meningkatkan posisi jual bersih pada kontrak jagung CBOT per 23 September.
Laporan Commitments of Traders dari CFTC juga mencatat para trader nonkomersial, termasuk hedge fund, menambah posisi jual bersih mereka di kontrak gandum dan kedelai.