Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga kedelai di bursa Chicago melemah pada Jumat (26/9/2025), menempatkan komoditas ini pada jalur penurunan mingguan kedua.
Lesunya permintaan dari China terhadap kedelai asal Amerika Serikat serta tekanan musiman dari panen di Amerika Utara menjadi faktor utama.
Sebaliknya, harga gandum sedikit menguat, sementara jagung justru terkoreksi tipis.
Baca Juga: Tarif Jadi Penghalang, China Masih Ogah Pesan Kedelai dari Amerika Serikat
Melansir Reuters, kontrak kedelai paling aktif di Chicago Board of Trade (CBOT) turun 0,1% menjadi US$10,11-1/2 per gantang pada pukul 00.37 GMT, atau turun 1,3% sepanjang pekan ini.
Gandum naik 0,1% menjadi US$5,27-3/4 per gantang, sementara jagung turun 0,1% ke US$4,25-1/2 per gantang.
Baik gandum maupun jagung diperkirakan menutup pekan dengan penguatan, setelah terkoreksi pada pekan sebelumnya.
Faktor Pasar
Absennya China dari pasar kedelai AS akibat ketegangan dagang Washington–Beijing menahan harga kedelai.
Sebagai gantinya, importir China membeli sekitar 20 kargo atau 1,3 juta ton kedelai dari Argentina, setelah Buenos Aires sempat menangguhkan pajak ekspor.
Baca Juga: Petani AS Bisa Rugi Miliaran Dolar, China Masih Ogah Beli Kedelai
Argentina kini kembali memberlakukan pajak ekspor setelah mencapai target penjualan US$7 miliar hanya beberapa hari usai penangguhan.
Penjualan kedelai Argentina untuk musim 2024/25 bahkan melonjak ke level tertinggi tujuh tahun, memicu lonjakan deklarasi ekspor sebelum barang fisik dibeli.
Di AS, panen kedelai dan jagung yang semakin maju memberikan tekanan pasokan. Namun, ketidakpastian terkait hasil jagung memberi sedikit penopang harga.
Data terbaru Departemen Pertanian AS (USDA) mencatat penjualan ekspor kedelai AS sebesar 724.500 ton untuk musim 2025/26 pada pekan yang berakhir 18 September, sesuai perkiraan analis di kisaran 600.000–1,6 juta ton.
Untuk jagung, penjualan ekspor mingguan mencapai 1,9 juta ton, melampaui perkiraan pasar di kisaran 1–1,8 juta ton.
Baca Juga: China Desak AS Hapus Tarif Tidak Masuk Akal Jika Ingin Ekspor Kedelai Pulih
Harga gandum ditopang oleh aksi beli murah, meski pasokan global yang melimpah diperkirakan tetap membatasi penguatan.
Di Australia, panen gandum diproyeksikan menjadi yang ketiga terbesar sepanjang sejarah, sementara panen jelai (barley) diperkirakan mencetak rekor tertinggi berkat kondisi cuaca yang mendukung.