Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga kedelai di bursa Chicago kembali melemah pada perdagangan Selasa (23/9/2025), menyentuh level terendah dalam enam pekan terakhir.
Pelemahan ini dipicu oleh minimnya pembelian dari China serta meningkatnya persaingan ekspor dari Argentina.
Harga gandum juga turun ke posisi terlemah sejak pertengahan Agustus, sementara jagung terkoreksi untuk sesi kedua berturut-turut.
Baca Juga: Pemerintah Selandia Baru Siap Umumkan Gubernur Baru Bank Sentral pada Rabu
Fundamental Pasar:
Kontrak kedelai paling aktif di Chicago Board of Trade (CBOT) melemah 0,5% ke posisi US$10,06-1/2 per gantang pada pukul 00.23 GMT, level terendah sejak 12 Agustus, dan mencatat penurunan lima sesi berturut-turut.
Gandum turun 0,4% menjadi US$5,08-1/2 per gantang, sedangkan jagung terkoreksi 0,2% ke US$4,20-3/4 per gantang.
China, sebagai importir kedelai terbesar dunia, menghentikan pembelian kedelai dari AS dan beralih ke pasokan dari Amerika Selatan di tengah ketegangan dagang Washington–Beijing.
Ekspektasi persaingan dari Argentina semakin kuat, terutama setelah pemerintah setempat pada Senin (22/9) sementara waktu menghapus pajak ekspor untuk biji-bijian, produk turunannya, serta daging sapi dan unggas.
Kebijakan ini diambil untuk mempercepat penjualan ekspor dan mendatangkan dolar guna menopang mata uang peso yang terus melemah.
Baca Juga: Militer Mesir Bersiaga di Sinai, Ini Artinya bagi Israel
Kondisi Panen AS:
Laporan pemerintah AS yang dirilis setelah pasar tutup Senin (22/9) menyebutkan, panen jagung AS telah mencapai 11% dan panen kedelai 9%.
Angka ini di bawah ekspektasi sebagian analis, namun masih sesuai dengan rata-rata lima tahun terakhir.
Departemen Pertanian AS (USDA) menilai 66% tanaman jagung dalam kondisi baik hingga sangat baik, turun 1 poin persentase dibanding pekan sebelumnya.
Meski menurun, rating ini masih yang tertinggi untuk periode yang sama sejak 2018.
Sementara itu, rating kedelai turun 2 poin ke 61% dalam kategori baik hingga sangat baik.