Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WELLINGTON. Pemerintah Selandia Baru akan membuat pengumuman terkait Bank Sentral Selandia Baru (Reserve Bank of New Zealand/RBNZ) pada Rabu pukul 13.00 waktu setempat (01.00 GMT), menurut pernyataan dari kantor Menteri Keuangan Nicola Willis pada Selasa (23/9/2025).
Pasar saat ini menunggu penunjukan gubernur baru bank sentral tersebut.
Baca Juga: Selandia Baru Izinkan Investor Asing Kaya Beli Rumah Mewah, Ini Syaratnya
Christian Hawkesby telah menjabat sebagai gubernur sementara RBNZ sejak Maret lalu, menyusul pengunduran diri mendadak dari gubernur sebelumnya, Adrian Orr. Namun, masa jabatan enam bulannya akan berakhir pada Oktober.
Pemerintah menunjuk Hawkesby hanya untuk sementara, sembari membuka proses seleksi resmi.
Sebelumnya pada Selasa, Bloomberg News melaporkan bahwa Selandia Baru kemungkinan akan menunjuk seorang perempuan sebagai gubernur RBNZ untuk pertama kalinya. Pengumuman ini bisa saja dilakukan secepatnya pada Rabu.
Laporan tersebut tidak menyebutkan nama calon, namun menyebut kemungkinan kandidat tersebut berasal dari luar negeri.
Kantor Willis menolak memberikan komentar atas laporan itu. Pihak RBNZ juga memilih bungkam.
Baca Juga: Selandia Baru Kucurkan US$1,6 Miliar untuk Helikopter Laut AS dan Pesawat Airbus
Penunjukan seorang perempuan dari luar negeri akan menjadi kejutan bagi pasar. Media lokal sempat menyebut sejumlah kandidat potensial.
Hawkesby sendiri telah mengonfirmasi pada Agustus lalu bahwa ia ikut melamar posisi tersebut.
Sementara itu, Toni Gravelle, wakil gubernur Bank of Canada, mengatakan pekan lalu kepada Reuters bahwa ia sudah tidak lagi masuk dalam bursa calon.
Siapapun yang terpilih akan menghadapi tugas berat: memulihkan reputasi RBNZ setelah keterpurukan ekonomi yang dalam, sekaligus mempertahankan independensi bank sentral dari tekanan pemerintah yang kritis.
Ekonom berharap pengumuman ini dapat menandai berakhirnya periode penuh gejolak, di mana baik gubernur maupun ketua dewan RBNZ sebelumnya mengundurkan diri secara tak terduga.
Baca Juga: Dolar Selandia Baru Terpuruk ke Level Terendah 4 Bulan
Adrian Orr, yang dikenal sebagai pembuat kebijakan dengan gaya eksentrik dan kerap mengejutkan pasar dengan keputusannya, mundur karena perselisihan dengan pemerintah mengenai pemangkasan besar-besaran anggaran bank sentral.
Orr juga berulang kali bersitegang dengan Nicola Willis.