Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas turun pada Kamis (8/5), membalikkan kenaikan sebelumnya, karena Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan potensi kesepakatan dagang dengan Inggris. Hal ini meredakan ketegangan perdagangan dan mengurangi daya tarik logam mulia sebagai investasi yang aman.
Mengutip Reuters, harga emas spot turun 0,7% menjadi US$ 3.342,22 per ons troi, pada pukul 11.57 GMT. Harga emas berjangka AS turun 1,3% menjadi US$ 3.347,90 per ons troi.
"Karena sudah dipastikan bahwa ada semacam kesepakatan dagang yang akan segera terjadi yang dapat membantu sedikit menguatkan dolar dan mengurangi tekanan pada emas," kata Nitesh Shah, ahli strategi komoditas di WisdomTree.
Baca Juga: Harga Emas Turun ke US$ 3.339,3 Kamis (8/5) Sore, Terseret Isyarat Dagang AS-Inggris
AS dan Inggris diperkirakan akan mengumumkan kesepakatan untuk menurunkan tarif pada beberapa barang pada Kamis (8/5).
Trump mengunggah di Truth Social bahwa ia akan mengadakan konferensi pers mengenai kesepakatan dagang besar, sementara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga diperkirakan akan memberikan informasi terbaru tentang diskusi dagang AS-Inggris di kemudian hari.
Pembicaraan negosiasi dagang antara AS dan China di Swiss akhir pekan ini juga membuat investor tetap waspada.
Sementara itu, bank sentral China telah menyetujui pembelian valuta asing oleh bank-bank komersial untuk membayar impor emas berdasarkan kuota yang baru-baru ini ditingkatkan, menurut dua orang yang mengetahui langsung masalah tersebut.
"Langkah-langkah tersebut kemungkinan akan terus mendukung permintaan emas batangan, yang mendukung harga emas spot," kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity Group.
Baca Juga: Harga Emas Menanjak Seiring Nasib Negoisasi Tarif AS dan China Masih Kabur
Di tempat lain, Pakistan menembak jatuh 12 pesawat nirawak dari India yang melanggar wilayah udaranya, kata militer sehari setelah serangan India terhadap beberapa target di negara itu.
"Meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan akan terus menarik perhatian, yang berpotensi menyebabkan permintaan aset safe haven yang tidak dapat diukur," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.