Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas turun pada Rabu (23/4) karena Presiden AS Donald Trump menarik kembali ancamannya untuk memecat Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dan menyatakan optimisme untuk kesepakatan perdagangan dengan China. Hal ini merusak daya tarik emas sebagai tempat berlindung yang aman.
Mengutip Reuters, Rabu (23/4), harga emas spot turun 0,7% menjadi US$ 3.357,11 per ons troi pada pukul 02.56 GMT. Harga emas berjangka AS turun 1,5% menjadi US$ 3.366,80 per ons troi.
"Petunjuk negosiasi AS-China dan Trump yang menarik kembali ancamannya untuk menyingkirkan Powell menyebabkan aksi jual harga emas mencapai semacam level oversold yang sangat ekstrem dalam perspektif jangka pendek di sini," kata Kelvin Wong, analis pasar senior, Asia Pasifik di OANDA.
Baca Juga: Harga Emas Antam Logam Mulia Turun Rp 48.000 Hari Ini Rabu (23/4)
Saham AS dan dolar bangkit kembali setelah Trump pada hari Selasa menarik ancamannya untuk memecat Powell setelah berhari-hari mengintensifkan kritik terhadap kepala bank sentral karena tidak memangkas suku bunga.
Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Trump juga menyatakan optimisme bahwa kesepakatan perdagangan dengan China dapat secara substansial mengurangi tarif barang-barang China, mengisyaratkan bahwa kesepakatan akhir tidak akan mendekati tarif saat ini.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan dia yakin akan ada de-eskalasi dalam ketegangan perdagangan AS-China, tetapi negosiasi dengan Beijing belum dimulai dan akan menjadi proses yang sulit.
Baca Juga: Harga Emas Terus Melesat, Emiten Genjot Produksi
"Belum ada bentuk kelelahan bullish dari level obligasi atas sehingga masih ada potensi pergerakan naik untuk emas," kata Wong dari ONADA.
Pejabat Fed Bank of Minnesota Neel Kashkari mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui bagaimana suku bunga jangka pendek mungkin perlu disesuaikan dengan tarif Trump dan dampaknya yang diharapkan pada inflasi dan ekonomi.
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian global dan inflasi, mencapai rekor tertinggi ke-28 tahun ini pada hari Selasa, melonjak ke US$ 3.500 untuk pertama kalinya.
JP Morgan mengatakan pihaknya memperkirakan harga emas akan melewati level US$ 4.000 per ons tahun depan.