Sumber: AP | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China kembali melayangkan kritik keras kepada Jepang terkait kebijakan pembuangan limbah air radioaktif dari PLTN Fukushima yang dianggap berbahaya bagi lingkungan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, pada hari Rabu (28/4) menyampaikan kritik kerasnya dengan menyebut tindakan tersebut sangat tidak bertanggung jawab.
Zhao jadi salah satu pejabat China yang cukup lantang menyuarakan protesnya di media sosial. Pemerintah Jepang bahkan sempat mengkritik cuitan Zhao di media sosial Twitter.
Kritik Jepang kembali ditanggapi dengan keras oleh Zhao, menyebut Jepang munafik, tidak menerima kritik, dan tidak mempedulikan nasib negara tetangganya.
"Pihak Jepang harus mengakui tanggung jawabnya, memenuhi kewajiban internasionalnya dan mencabut keputusannya yang salah," ungkap Zhao dalam pengarahan hariannya, seperti dikutip AP.
Baca Juga: China tantang pejabat Jepang minum air limbah Fukushima untuk membuktikan keamanannya
Pada 26 April lalu, Zhao mengunggah gambar lukisan ikonik asal Jepang "The Great Wave off Kanagawa" dengan tambahan ilustrasi pelaut yang membuang limbah nuklir ke laut.
An illustrator in #China re-created a famous Japanese painting The Great Wave off #Kanagawa. If Katsushika Hokusai, the original author is still alive today, he would also be very concerned about #JapanNuclearWater. pic.twitter.com/NlTFkqvwmN — Lijian Zhao 赵立坚 (@zlj517) April 26, 2021
Cuitan Zhao mendapat kritik dari banyak pihak Jepang yang menganggap Zhao menghina kebudayaan dan adat Jepang.
“Beberapa pejabat Jepang telah berpura-pura tuli dan bodoh. Lalu mengapa mereka sangat marah dengan gambar ini?" balas Zhao.
Jepang segera alirkan limbah air radioaktif ke laut
Pemerintah Jepang pada 13 April lalu memutuskan untuk membuang air radioaktif yang diolah di PLTN Fukushima Daiichi ke laut. Keputusan ini baru diambil satu dekade setelah gempa bumi besar dan tsunami memicu tiga ledakan PLTN Fukushima pada Maret 2011 silam.
Air dalam jumlah besar terus dipompa ke dalam kompleks PLTN untuk mendinginkan bahan bakar yang meleleh, bercampur dengan hujan dan air tanah yang juga telah terkontaminasi.
Baca Juga: China ajak Jepang bekerja sama untuk kelola limbah air radioaktif Fukushima
Kyodo melaporkan, air kini tersimpan dalam tangki di lokasi PLTN Fukushima dengan kapasitas lebih dari 1,25 juta ton. Air diolah dengan menggunakan sistem pemrosesan cairan canggih atau ALPS.
Proses ini diyakini sanggup menghilangkan sebagian besar bahan radioaktif termasuk strontium dan cesium tetapi meninggalkan tritium, yang menimbulkan sedikit risiko bagi kesehatan manusia dalam konsentrasi rendah.
Operator PLTN Fukushima, Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. yang mengawasi pasokan air tersebut memperkirakan, kapasitas penyimpanannya akan habis paling cepat pada musim gugur tahun depan.
Rencana tersebut juga telah mendapatkan dukungan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Direktur IAEA, Rafael Grossi mengatakan langkah tersebut masuk akal secara ilmiah dan sejalan dengan praktik standar dalam industri nuklir di seluruh dunia.