Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
"Saya suka pertempuran ini, sangat organik," ucap salah satu akun di twitter, dikutip dari New York Post.
"Saya sangat kagum dan terkesan dengan solusi yang dihasilkan China dalam menghadapi tantangan," tulis akun lainnya. Meski banjir tanggapan positif, tapi beberapa ahli meragukan cara ini akan berhasil.
"Bebek adalah makhluk air, dan di daerah gurun seperti Pakistan suhunya sangat tinggi," kata profesor Universitas Pertanian China, Zhang Long, dikutip dari New York Post.
Baca Juga: Begini cara belalang beraktivitas
Memang benar bebek telah dipakai sebagai "senjata perang" melawan belalang sejak zaman dulu, tapi program ini belum ditetapkan sebagai bantuan pemerintah dan masih dalam tahap uji coba.
Pada 2000 misalnya, China mengirim 30.000 ekor bebek dari Provinsi Zhejian ke Xinjiang untuk mengatasi serangan belalang.
Sebaliknya, Zhang menganjurkan untuk memakai insektisida tradisional untuk meredakan wabah. Para ilmuwan juga diminta segera menciptakan sesuatu yang manjur untuk melawan wabah ini. Sebab, jumlah belalang sudah terlalu banyak akibat perubahan iklim.
Pekan lalu, jutaan belalang menghitamkan langit di Timur Tengah, sementara gerombolan belalang di Kenya menyebabkan kerusakan senilai 70 juta dollar AS (sekitar Rp1 triliun).
Baca Juga: Pohon akasia dan semut berkawan erat, ini asal muasalnya
Itu adalah wabah terburuk di Kenya dalam 70 tahun terakhir. Jika tidak segera diatasi, jumlah belalang akan bertambah 500 kali lipat pada Juni mendatang. Demikian peringatan yang disampaikan PBB. (Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lawan Hama Belalang di Pakistan, China Kerahkan 100 Ribu "Tentara" Bebek"