Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Tiongkok mulai membangun Shandong pada November 2013 di Dalian Shipbuilding, anak perusahaan dari China State Shipbuilding Corp, menurut Kementerian Pertahanan Nasional China.
Shandong melakukan uji coba laut hanya beberapa hari setelah Gedung Putih merilis sebuah laporan yang mengkritik meningkatnya penggunaan kekuatan ekonomi dan militer China untuk memaksa negara-negara mengadopsi pandangan dunia China.
Laporan tersebut, Pendekatan Strategis Amerika Serikat untuk Republik Rakyat Tiongkok, dirilis pada 20 Mei dan diharuskan oleh Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional tahun 2019.
Baca Juga: AS kirim 7 kapal selam yang dipersenjatai torpedo & rudal tomahawk ke Indo-Pasifik
“Beijing bertentangan dengan retorikanya dan mengabaikan komitmennya kepada tetangganya dengan terlibat dalam kegiatan militer dan paramiliter yang provokatif dan memaksa di Laut Kuning, Laut Cina Timur dan Selatan, Laut Selat Taiwan, dan daerah perbatasan Sino-India,” lapor Gedung Putih.
Pada hari Jumat, selama briefing yang sama ia mengkonfirmasi uji coba laut Shandong, Ren membalas klaim laporan Gedung Putih.
“Situasi saat ini di Laut China Selatan umumnya stabil. Amerika Serikat mengirim kapal perang dan pesawat ke Laut China Selatan untuk melakukan apa yang disebut operasi navigasi untuk melakukan pengintaian jarak dekat terhadap pulau-pulau dan terumbu karang Tiongkok dan mengadakan latihan militer yang ditargetkan. Operasi-operasi ini adalah pendorong nyata untuk militerisasi Laut China Selatan. Tiongkok mendesak pihak AS untuk menghormati upaya yang dilakukan oleh negara-negara di kawasan itu untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan dan membuat upaya yang lebih positif dan konstruktif, ”kata Ren.
Baca Juga: China siap mengambil tindakan pencegahan bila AS campur tangan di Hong Kong
Tiongkok mengirim Shandong melalui Selat Taiwan pada bulan Desember, tak lama setelah ditugaskan dan hanya beberapa minggu sebelum pemilihan presiden Taiwan. Pada saat itu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, dari Partai Progresif Demokratik pro-kemerdekaan, berlomba-lomba untuk pemilihan kembali. Dia memenangkan pemilihan dengan margin yang nyaman.