kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China mengumbar banyak janji di Belt and Road Forum, bisa dipenuhi?


Senin, 29 April 2019 / 17:23 WIB
China mengumbar banyak janji di Belt and Road Forum, bisa dipenuhi?


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden China Xi Jinping telah bersumpah untuk tetap berpegang pada aturan dan standar internasional di saat dirinya mengimbau lebih banyak negara dan lembaga keuangan global untuk bergabung dengan skema perdagangan dan infrastruktur yang dibangun Beijing .

Sejak meluncurkan Belt and Road Initaitive pada enam tahun lalu, Xi mulai menunjukkan pendekatan yang lebih halus. Termasuk berbagai janji yang ia ucapkan di pekan lalu tentang keberlanjutan utang, perlindungan lingkungan dan pengendalian korupsi.

Dilansir dari South China Morning Post, sejumlah analis menyebut hal ini menunjukkan gelagat Beijing yang sedang mencoba untuk memperluas kebijakannya dengan memperhatikan pandangan dari dunia internasional.

Sejumlah pengamat menilai pendekatan yang berbeda ini ditujukan untuk menghadapi kritik yang dikeluarkan oleh berbagai negara semisal Amerika Serikat, India, Jepang, dan negara-negara besar Eropa seperti Jerman dan Prancis.

Para pemimpin negara tersebut telah menghindari pertemuan puncak terkait kebijakan yang diusung China pada pekan lalu karena adanya kekhawatiran bahwa Beijing sering mengabaikan peraturan global. Ada pula kekhawatiran bahwa proyek infrastruktur China merupakan skema untuk memperluas pengaruh Tiongkok di berbagai negara.

Saat berbicara kepada hampir 40 pemimpin dari negara Asia, Eropa, Afrika dan Amerika Latin pada hari terakhir forum yang digelar pada hari Sabtu, Xi berjanji bahwa berdasarkan prinsip kontribusi dan manfaat bersama, inisiatif tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan aturan yang diterima secara internasional. 

Bahkan China telah mengambil langkah yang tidak biasa dalam mengatasi meningkatnya skeptisisme dan kritik atas rencana ambisius mereka dengan bersumpah untuk mencegah risiko utang, mempromosikan pertumbuhan yang memperhatikan lingkungan dan membuat proyek besar dengan lebih transparan dan inklusif.

Pernyataan bersama dalam forum yang menekankan keberlanjutan finansial, pengendalian polusi, dan kerja sama anti korupsi tersebut ditandatangani oleh Xi dan 37 kepala negara. Empat belas negara  termasuk Singapura, Thailand, Portugal, Austria, Djibouti dan Mesir menjadi penandatangan baru untuk inisiatif ini.

"Kami mendukung kolaborasi antara lembaga keuangan nasional dan internasional untuk memberikan dukungan keuangan yang beragam dan berkelanjutan untuk proyek-proyek," kata pernyataan bersama tersebut.

Pernyataan bersama itu menyerukan kerja sama internasional yang lebih kuat untuk memerangi korupsi setelah tuduhan korupsi dan kurangnya transparansi memengaruhi beberapa proyek berprofil tinggi dalam inisiatif ini.

“Kami mendukung sistem perdagangan multilateral yang universal, berlandaskan peraturan, terbuka, transparan, dan tidak diskriminatif dengan aturan WTO,” katanya.

Liang Yunxiang, seorang pakar hubungan internasional di Universitas Peking, mengatakan China bertujuan untuk menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi janjinya di bawah inisiatif.

"China perlu menunjukkan bahwa negara tersebut adalah pemain yang bertanggung jawab yang mengejar pengembangan berkualitas tinggi, mematuhi aturan yang ada dan akan berbagi manfaat pembangunan dengan semua negara," katanya.

Tetapi para analis tetap skeptis tentang apakah janji yang dibuat selama KTT Beijing dapat diterjemahkan ke dalam tindakan yang nyata di tengah perang dagang dan meningkatnya persaingan geostrategis antara China dan AS.




TERBARU

[X]
×