Sumber: BBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID -Â WASHINGTON. Dalam pernyataan yang diposting di Twitter, kedutaan besar China di Washington DC mengatakan, departemen luar negeri AS dengan sengaja mendistorsi fakta dan hukum internasional termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Melansir BBC, Kedubes China mengatakan Amerika melebih-lebihkan situasi di kawasan itu dan berupaya menabur perselisihan antara China dan negara-negara pesisir lainnya.
"Tuduhan itu sama sekali tidak bisa dibenarkan. Pihak China dengan tegas menentangnya," demikian pernyataan resmi Kedubes China seperti yang dilansir BBC.
Baca Juga: AS: Dunia tak akan biarkan China klaim Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya
Sebelumnya, melansir Reuters, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan China tidak menunjukkan dasar hukum yang komprehensif untuk ambisinya di Laut China Selatan dan selama bertahun-tahun telah menggunakan intimidasi terhadap negara-negara pantai Asia Selatan lainnya.
"Kami memperjelas: Klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk mengendalikan mereka," kata Pompeo seperti yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Konflik Laut China Selatan memanas, kapal perang AS kirim pesan ke Beijing
Amerika Serikat telah lama menentang klaim teritorial China yang luas di Laut China Selatan, mengirimkan kapal perang secara teratur melalui jalur air strategis untuk menunjukkan kebebasan navigasi di sana. Pernyataan Senin kemarin mencerminkan nada yang lebih keras.
"Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya," kata Pompeo.
Terkait hal tersebut, lanjut Pompeo, AS berdiri dengan sekutu dan mitra Asia Tenggara dalam melindungi hak kedaulatan mereka untuk sumber daya lepas pantai. "Posisi ini konsisten dengan hak dan kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional," tambahnya seperti dikutip BBC.
Ada apa di balik sengketa Laut China Selatan?
Mengutip BBC, Laut China Selatan yang menjadi rumah bagi jalur pelayaran vital internasional, dalam beberapa tahun terakhir menjadi hot spot alias titik nyala ketegangan antara China dan negara-negara lain yang mengklaim kedaulatan atas dua rantai pulau yang sebagian besar tidak berpenghuni, Paracels dan Spratlys.
Baca Juga: Menhan China marah besar ke Pentagon: Hentikan aksi provokasi di Laut China Selatan!
Tiongkok mengklaim bagian teritori terbesar, dengan mengatakan kembali haknya selama berabad-abad. Daerah ini kaya akan perikanan dan diperkirakan memiliki cadangan minyak dan gas yang melimpah.
AS telah lama bersikap kritis terhadap apa yang dikatakannya adalah militerisasi China di kawasan itu dan secara rutin membuat marah Beijing dengan misi "kebebasan navigasi".
Baca Juga: Trump kirim pesawat bomber nuklir B-52 ke Laut China Selatan demi tujuan ini
Pada Agustus 2018, tim BBC terbang di atas kepulauan Laut Cina Selatan yang disengketakan dengan pesawat militer AS. Dalam komunikasi radio, para pilot diperingatkan untuk meninggalkan daerah "segera" untuk "menghindari kesalahpahaman".
Beberapa bulan sebelumnya, China mendaratkan bomber di wilayah yang disengketakan untuk ikut serta dalam latihan di pulau-pulau dan terumbu.
China sebelumnya menuduh Angkatan Laut AS melakukan provokasi dan campur tangan dalam masalah-masalah regional.