Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Pemerintah China merotasi pasukan di garnisun Tentara Pembebasan Rakyat di Hong Kong pada hari Kamis, (28/8). Rotasi itu itu dilakukan beberapa hari sebelum demonstran berencana mengadakan pawai yang menyerukan demokrasi penuh terhadap kota yang dikuasai China tersebut, setelah tiga bulan demonstrasi yang terkadang disertai kekerasan
Media pemerintah China, seperti dikutip Reuters menggambarkan gerakan pasukan pada dini hari sebagai rutinitas dan para diplomat Asia dan Barat menyaksikan gerakan PLA di bekas jajahan Inggris tersebut.
Baca Juga: Peringatan resesi teranyar: Kaum tajir mulai ogah berbelanja
Tahun lalu, China mengatakan jumlah tentara dan peralatan pasukannya yang ditempatkan di Hong Kong tetap dipertahankan. Namun pada pengumuman hari Kamis ini, hal itu tidak disinggung lagi.
Militer China akan memberikan kontribusi yang lebih besar lagi untuk menjaga kesejahteraan dan stabilitas Hong Kong, kata kantor berita Xinhua mengutip garnisun Tentara Pembebasan Rakyat di wilayah tersebut.
Militer telah menyelesaikan rotasi pasukan rutin di Hong Kong, dengan pasukan udara, darat dan maritim memasuki wilayah tersebut, kata laporan itu.
Para pengamat memperkirakan jumlah garnisun Hong Kong antara 8.000 dan 10.000 pasukan yang terpecah antara pangkalan-pangkalan di China selatan dan jaringan bekas barak tentara Inggris di Hong Kong.
China mengecam protes dan menuduh Amerika Serikat dan Inggris mencampuri urusannya di Hong Kong. Ini telah mengirimkan peringatan yang jelas bahwa intervensi paksa dimungkinkan.
Beijing memperingatkan lagi pada hari Selasa terhadap pemerintah asing yang ikut campur dalam protes Hong Kong, setelah pertemuan puncak G7 dari tujuh negara industri menyerukan agar kekerasan dihindari.
Baca Juga: Pendemo kembali turun ke jalan di Hong Kong untuk kecam Cathay Pacific