CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.923   -33,00   -0,21%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

China: Negara Barat akan bayar mahal aksi boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin


Kamis, 09 Desember 2021 / 17:50 WIB
China: Negara Barat akan bayar mahal aksi boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin
ILUSTRASI. Logo Olimpiade Beijing 2022 terlihat di luar markas besar Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin 2022 di Shougang Park, Beijing, China, Rabu (10/11/2021). REUTERS/Thomas Peter.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China memperingatkan negara-negara Barat pada Kamis (9/12): mereka akan membayar mahal aksi boikot diplomatik atas Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

AS mengumumkan boikotnya awal pekan ini, dengan mengatakan, aksi itu dipicu oleh pelanggaran hak yang meluas oleh China dan apa yang mereka lihat sebagai "genosida" terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Australia, Inggris, dan Kanada mengikuti langkah AS pada hari Rabu (8/12).

Boikot itu meski tetap mengirim atlet tetap membuat marah China, yang mengisyaratkan pembalasan.

"Penggunaan platform Olimpiade oleh AS, Australia, Inggris dan Kanada untuk manipulasi politik tidak populer dan mengasingkan diri, dan mereka pasti akan membayar mahal untuk kesalahan mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin, seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Inggris dan Kanada ikut boikot diplomatik Olimpiade musim dingin Beijing

Kelompok-kelompok advokasi mendukung boikot itu, dengan Direktur Human Rights Watch China Sophie Richardson menyebutnya sebagai "langkah penting untuk menantang kejahatan Pemerintah China terhadap kemanusiaan yang menargetkan Uighur dan komunitas Turki lainnya".

Para pegiat HAM mengatakan, setidaknya 1 juta orang Uighur dan berbahasa Turki lainnya, sebagian besar Muslim, telah dipenjara di "kamp pendidikan ulang" di Xinjiang, di mana China juga dituduh mensterilkan wanita secara paksa dan melakukan kerja paksa.

Beijing telah mempertahankan kamp-kamp tersebut sebagai pusat pelatihan kejuruan yang bertujuan untuk mengurangi daya tarik ekstremisme Islam.

Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach mengatakan pada Rabu (8/12), dia tetap netral secara politik mengenai masalah ini, sambil bersikeras bahwa poin pentingnya adalah "partisipasi para atlet di Olimpiade".



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×