Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Wilayah tengah dan selatan Tiongkok berada dalam status siaga tinggi pada Jumat (20/6) menyusul hujan ekstrem dan ancaman banjir bandang seiring dengan intensitas musim hujan tahunan Asia Timur yang semakin meningkat.
Peringatan merah, peringatan tertinggi dalam sistem cuaca nasional telah dikeluarkan untuk pertama kalinya tahun ini sejak Kamis malam, mencakup provinsi Anhui, Henan, Hubei, Hunan, Guizhou, dan wilayah otonom Guangxi, menurut laporan Kantor Berita Xinhua yang mengutip Kementerian Sumber Daya Air dan Badan Meteorologi Nasional.
Hujan Ekstrem Tantang Infrastruktur dan Ketahanan Ekonomi
Curah hujan yang sangat tinggi dan banjir besar, yang oleh para ahli dikaitkan dengan dampak perubahan iklim, menjadi tantangan serius bagi pembuat kebijakan di Tiongkok.
Baca Juga: China Banjiri Brasil dengan Mobil Listrik Murah, Produsen Lokal Ketar-ketir
Fenomena ini mengancam untuk melampaui kapasitas sistem pengendalian banjir yang telah menua, menggusur jutaan warga, dan menyebabkan kerusakan besar pada sektor pertanian senilai US$2,8 triliun—pilar utama ekonomi Tiongkok.
Musim hujan tahun ini tiba lebih awal dari biasanya, yakni pada awal Juni. Setelahnya, biasanya akan diikuti gelombang panas ekstrem yang justru memperparah kerusakan dengan membakar tanaman yang selamat dari tanah yang tergenang, menguras cadangan air, dan merusak infrastruktur seperti jalan dan jembatan.
Banjir Lishui Terparah Sejak 1998, Kota-Kota Tergenang
Di provinsi Hunan selatan, hujan deras pada Kamis memicu banjir terbesar di Sungai Lishui sejak tahun 1998. Permukaan air sungai dilaporkan melampaui batas aman lebih dari dua meter, menyebabkan air meluap ke jalan utama dan membawa puing-puing hanyut ke hilir. Video dari aplikasi Douyin (versi TikTok di Tiongkok) memperlihatkan kondisi dramatis banjir tersebut.
Sementara itu, di kota berbukit Chongqing, barat daya Tiongkok, beberapa blok apartemen terendam lumpur dan kendaraan terbawa arus deras. Dalam beberapa kasus, permukaan air hampir mencapai kabel listrik tegangan tinggi.
Baca Juga: China Evakuasi Warganya dari Israel ke Mesir Mulai Jumat, Imbas Konflik dengan Iran
Menurut CCTV, hampir 300 warga dievakuasi dari desa dan kota kecil di daerah pegunungan Chongqing setelah curah hujan harian mencapai 304 mm (12 inci), dan salah satu sungai di wilayah itu meluap hingga 19 meter akibat akumulasi air dari pegunungan.
Gangguan Listrik dan Rekor Ketinggian Air di Guangdong
Di kota Zhaoqing, provinsi Guangdong selatan, aliran listrik terganggu pada Rabu ketika banjir melampaui batas siaga lebih dari lima meter, memecahkan rekor historis ketinggian air, menurut laporan media lokal.
Bencana alam akibat cuaca ekstrem pada Juli tahun lalu menimbulkan kerugian ekonomi lebih dari US$10 miliar. Angka tersebut bahkan tiga kali lipat lebih tinggi pada tahun 2020, ketika Tiongkok mengalami musim hujan terpanjang dalam beberapa dekade—berlangsung lebih dari 60 hari, atau sekitar tiga minggu lebih lama dari biasanya.