Reporter: Erindia Deviana, AP | Editor: Edy Can
BEIJING. Kementerian Luar Negeri China memprotes rencana pemberian sanksi lanjutan kepada Iran. China menyatakan, sanksi terhadap bank China dan Irak akan merusak hubungan bilateral China dan Amerika Serikat.
“Kami meminta Amerika Serikat untuk memperbaiki kesalahan, menarik sanksi terhadap Bank of Kunlun—yang dikuasai oleh perusahaan minyak utama China—dan berhenti merusak suku bunga China serta melukai hubungan bilateral,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Qin Gang.
China akan mengirimkan nota protes ke Washington. Sebelumnya, Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap Bank of Kunlun milik China dan Elaf Islamic Bank di Irak.
Menurut pemerintah Amerika Serikat, kedua bank ini memfasilitasi transaksi bernilai jutaan dollar atas nama bank-bank Iran yang terkena sanksi internasional. Akibatnya, Bank of Kunlun tidak bisa melakukan transaksi bisnis dengan bank-bank AS.
Bank komersial yang berdiri di wilayah barat Xinjiang ini dikontrol oleh perusahaan China National Petroleum Corp. Perusahaan minyak ini menginvestasikan lebih dari US$920 juta pada Bank of Kunlun antara tahun 2009 dan 2010.
Qin bilang, China dan Iran menjaga hubungan baik dan punya kolaborasi terbuka dan transparan dalam sektor energi dan perdagangan. Menurutnya, tidak ada hubungannya dengan program nuklir Iran yang melanggar aturan internasional.