Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Baik kementerian pertahanan China maupun Komando Indo-Pasifik AS tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari video tersebut.
Collin Koh, seorang peneliti di Institut Studi Pertahanan dan Strategis Singapura, mengatakan bahwa video itu bertujuan untuk menyoroti kekuatan China yang tumbuh dalam proyeksi kekuatan jarak jauh.
Baca Juga: China akan invasi Taiwan pada 3 November 2020?
"Video itu dimaksudkan untuk memperingatkan orang Amerika bahwa posisi wilayah yang seharusnya aman dan tersembunyi seperti Guam mungkin berada di bawah ancaman ketika konflik regional kian memanas, baik itu Taiwan atau Laut China Selatan," katanya kepada Reuters.
Menurut angkatan udara Taiwan, China memang kerap melibatkan H-6 untuk terbang melintasi sekitar wilayah Taiwan, termasuk kejadian pada minggu lalu.
H-6K adalah model pembom terbaru, yang didasarkan pada Tu-16 Soviet tahun 1950-an.
Baca Juga: Taiwan siap serang balik China jika terus mendapat ancaman
Pada hari Senin, Komando Teater Timur China, yang akan bertanggung jawab atas serangan terhadap Taiwan, merilis video propagandanya sendiri, yang disebut "bagaimana jika perang pecah hari ini?", Yang menunjukkan tentara berlarian di bukit berhutan dan meluncurkan rudal balistik.
"Ibu Pertiwi, aku bersumpah akan berjuang untukmu sampai kematianku!" aksara China emas besar terbaca di akhir montase saat ledakan besar menghiasi latar belakang video.