Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Pemerintah China tidak akan lagi mengirim anak-anak ke luar negeri untuk diadopsi. Peraturan terbaru ini secara otomatis membatalkan aturan yang telah berlaku selama lebih dari tiga dekade yang berakar pada kebijakan satu anak yang dulunya diberlakukan secara ketat.
Data Reuters menunjukkan, lebih dari 160.000 anak China telah diadopsi oleh keluarga-keluarga di seluruh dunia sejak 1992, ketika Tiongkok pertama kali membuka pintunya untuk adopsi internasional.
Menurut Children International China (CCI), Sekitar 82.000 dari anak-anak ini, kebanyakan perempuan, telah diadopsi di Amerika Serikat.
Pada hari Kamis (5/9/2024), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mengatakan pemerintah China telah menyesuaikan kebijakan adopsi lintas batasnya agar "sejalan" dengan tren internasional.
"Terlepas dari adopsi anak atau anak tiri dari saudara sedarah dari generasi yang sama yang berada dalam tiga generasi dari orang asing yang datang ke China untuk mengadopsi, China tidak akan mengirim anak-anak ke luar negeri untuk diadopsi," kata Mao.
"Kami menyampaikan penghargaan kami kepada pemerintah dan keluarga asing, yang ingin mengadopsi anak-anak China, atas niat baik mereka dan cinta serta kebaikan yang telah mereka tunjukkan," tambahnya.
Baca Juga: AS Peringatkan Adanya Peningkatan Risiko Bisnis di Hong Kong, Ada Apa?
Belum jelas apa yang akan terjadi pada keluarga yang sedang dalam proses mengadopsi anak-anak dari China.
Perubahan aturan ini terjadi saat para pembuat kebijakan China mendorong pasangan muda untuk menikah dan memiliki anak setelah populasinya turun selama dua tahun berturut-turut.
China memiliki salah satu tingkat kelahiran terendah di dunia dan telah berusaha untuk memberi insentif kepada wanita muda untuk memiliki anak.
Namun, banyak yang menunda karena tingginya biaya pengasuhan anak, kekhawatiran atas keamanan kerja, dan prospek masa depan mereka karena pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu melambat.
Sebelumnya, China menerapkan kebijakan satu anak yang ketat dari tahun 1979-2015 untuk mengurangi populasinya.
Baca Juga: Waspada, Ini 10 Kota dengan Tingkat Pembunuhan Tertinggi di Dunia
Ketika keluarga dibatasi untuk hanya memiliki satu anak, banyak yang memilih untuk mempertahankan anak laki-laki, yang secara tradisional diharapkan menjadi pengasuh utama bagi keluarga mereka, dan menyerahkan anak perempuan untuk diadopsi.
Langkah China untuk menghentikan adopsi internasional dilakukan setelah Belanda pada bulan Mei melarang warganya mengadopsi anak dari negara asing.
Di Denmark, warga tidak akan dapat lagi mengadopsi anak dari luar negeri setelah satu-satunya lembaga adopsi mengatakan akan menghentikan operasinya.