kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

China Tingkatkan Taktik Perang Zona Abu-Abu untuk Melemahkan Taiwan, Apa Itu?


Jumat, 08 Maret 2024 / 06:20 WIB
China Tingkatkan Taktik Perang Zona Abu-Abu untuk Melemahkan Taiwan, Apa Itu?
ILUSTRASI. China terus meningkatkan perang zona abu-abu melawan Taiwan. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Menurut laporan kementerian pertahanan Taiwan pada Kamis (7/3/2024), China terus meningkatkan perang zona abu-abu melawan Taiwan. Hal ini bertujuan untuk membuat daerah di sekitar pulau demokratis itu "jenuh" dengan balon, drone, dan kapal sipil. 

Melansir Reuters, Taiwan telah mengeluh dalam beberapa tahun terakhir bahwa China telah menggunakan apa yang disebut perang zona abu-abu. Ini merupakan  taktik yang tidak biasa untuk menguras tenaga musuh tanpa melakukan pertempuran terbuka.

Dalam sebuah laporan yang dikirim ke parlemen, yang salinannya telah ditinjau oleh Reuters, kementerian tersebut mengatakan Beijing telah meluncurkan taktik zona abu-abu jenuh multi-front untuk mengganggu Taiwan, termasuk meningkatkan patroli kapal dan pesawat.

"China telah berusaha untuk meningkatkan beban angkatan laut dan udara kami dan mengaburkan keberadaan garis tengah di selat tersebut,” kata laporan itu, mengacu pada perbatasan tidak resmi antara kedua belah pihak, yang mulai sering dilintasi oleh pasukan Tiongkok baru-baru ini. 

Ditambahkannya, China juga menggunakan kapal penelitian dan milisi dalam upaya untuk menyamarkan aktivitas militer dengan warga sipil.

Kantor Urusan Taiwan China tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Baca Juga: Taiwan Bakal Tingkatkan Latihan Rudal di Tengah Ancaman China

Untuk melawan ancaman China, kementerian mengatakan pihaknya sedang berupaya mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan pasukannya jika terjadi perang dengan meningkatkan ketahanan infrastruktur dan menjalankan latihan untuk memastikan pasukan Taiwan bertahan dalam konflik yang berkepanjangan. 

Mereka juga mengatakan pihaknya mengambil pelajaran dari perang di Ukraina dan perang antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas.

Kementerian mengatakan, pihaknya menimbun senjata dan bahan bakar untuk bertahan dalam perang berkepanjangan dengan Tiongkok.

Jika terjadi konflik, China akan berusaha secepatnya merebut Taiwan dan mencegah intervensi eksternal, tambah kementerian itu. 

Selain itu, Taiwan berupaya mendiversifikasi sistem komandonya dan memasukkan lebih banyak senjata bergerak dan jarak jauh, serta kecerdasan buatan, sekaligus meningkatkan “koneksi” dengan sekutu demokratis, termasuk Amerika Serikat. 

Laporan tersebut tidak merinci langkah-langkah apa saja yang diperlukan.

Baca Juga: Jelang Pelantikan Presiden Baru, Tekanan China Terhadap Taiwan Meningkat

Pada minggu ini, China mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan belanja pertahanannya sebesar 7,2% pada tahun ini, sehingga meningkatkan anggaran militer yang meningkat lebih dari dua kali lipat selama 11 tahun masa jabatan Presiden Xi Jinping ketika Beijing memperkuat sikapnya terhadap Taiwan.

Berbicara kepada wartawan di sela-sela sidang parlemen, Menteri Pertahanan Nasional Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan Taipei tidak akan ikut dalam perlombaan senjata dengan Beijing karena merupakan fakta yang tidak dapat disangkal bahwa militer China lebih kuat daripada militer Taiwan.

“Satu-satunya hal yang bisa kami lakukan adalah meningkatkan setiap aspek pelatihan kami,” katanya.

Kementerian Pertahanan Taiwan pada minggu ini mengatakan, pihaknya akan meningkatkan jumlah latihan rudal pada tahun ini dan memulai latihan malam hari untuk pilot.

Beijing bulan lalu memulai patroli rutin penjaga pantai di sekitar kepulauan Kinmen yang dikuasai Taiwan, yang berbatasan dengan pantai Tiongkok, setelah dua nelayan Tiongkok tewas saat mencoba melarikan diri dari penjaga pantai Taiwan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×