Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Grup bisnis AS bereaksi dengan marah terhadap kenaikan tarif terbaru Trump tersebut.
“Tidak mungkin bagi bisnis untuk merencanakan masa depan dalam lingkungan seperti ini. Pendekatan administrasi jelas tidak berhasil, dan jawabannya adalah tidak ada lagi pajak pada bisnis dan konsumen Amerika. Di mana ini berakhir?” Kata David French, wakil presiden senior untuk Federasi Eceran Nasional.
Kamar Dagang Amerika Serikat menolak seruan Trump. “Waktu adalah esensi. Kami tidak ingin melihat memburuknya hubungan AS-Tiongkok lebih lanjut,” ujar Myron Brilliant, wakil presiden eksekutif dan kepala urusan internasional kelompok bisnis seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Kembali memanas, China mengenakan tarif balasan pada produk AS senilai US$ 75 miliar
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pada 1 September dan 15 Desember akan mengenakan tarif tambahan 5% atau 10% pada total 5.078 produk yang berasal dari Amerika Serikat termasuk produk pertanian seperti kedelai, daging sapi dan babi, serta kecil pesawat terbang.
Beijing juga memberlakukan kembali tarif mobil dan onderdil yang berasal dari Amerika Serikat yang ditangguhkan Desember tahun lalu.
"Keputusan China untuk menerapkan tarif tambahan dipaksakan oleh unilateralisme dan proteksionisme AS," tulis Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Duh, Tarif Baru AS Bakal Pangkas Pertumbuhan Ekonomi China di Bawah 6%
Seorang diplomatik China mengatakan, China menginginkan kesepakatan, tetapi itu tidak berarti China menginginkan kesepakatan yang tidak didasarkan pada rasa saling menghormati atau kebaikan untuk kepentingan China.
"Jika Amerika Serikat memungut tarif, China akan memiliki langkah-langkah balasan," ujar dia seperti dikutip Reuters.