Sumber: Kompas.com | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Korban meninggal karena virus corona di New York, Amerika Serikat (AS), disebut sudah melampaui korban tragedi 11 September 2001, atau 9/11.
Menurut data dari Universitas John Hopkins, angka kematian karena wabah penyakit dengan nama Covid-19 ini telah mencapai 3.485.
Sementara korban tewas serangan 9/11, yang menyasar World Trade Center dan New York, lebih dari 2.753, dengan 200 lainnya di luar New York.
Baca Juga: Kapal induk Prancis kembali ke pelabuhan setelah stafnya alami gejala infeksi corona
Di saat AS mengalami krisis karena wabah virus corona, Presiden Donald Trump melontarkan kritikan terhadap Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Langkah pembatasan yang menampakkan hasil
Negara Bagian New York memang mencatatkan 731 kematian karena Covid-19 pada Selasa (7/4/2020), sehingga total korban meninggal mendekati 5.500.
"Di balik angka-angka ini, ada seorang individu. Ada keluarga, ibu, ayah, dan saudara. Jadi banyak rasa duka lagi hari ini untuk warga," ujar Gubernur Andrew Cuomo.
Meski begitu, Cuomo menyatakan kebijakan pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah sejauh ini mulai menampakkan hasil.
Cuomo menjelaskan bahwa kurva mulai melandai, yang dia sebut karena penerapan social distancing. Jika tak ada kebijakan, bisa saja kasusnya bakal semakin tinggi.
"Jadi, tetaplah menjalankan social distancing," kata Cuomo seperti diwartakan ABC News Rabu (8/4/2020).
Baca Juga: Laju kematian virus corona Spanyol kembali naik, kini mendekati 14.000
Trump salahkan WHO
Dalam unggahan di Twitter, presiden berusia 73 tahun itu menyindir WHO karena terlalu mengutamakan China selama virus corona mewabah.
"WHO benar-benar telah gagal. Untuk beberapa alasan, sebagian besar dananya [WHO] berasal dari AS, namun justru sangat terpusat pada China. Kami akan tunjukkan kinerja yang bagus," tulisnya.
Tidak saja mengecam organisasi yang dipimpin Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Trump juga mengancam bakal memotong anggaran badan kesehatan tersebut.
Kepada awak media, Trump menyatakan dia akan "menahan dana berdasarkan kewenangannya" anggaran WHO, yang mayoritas bersumber dari AS.
Dia tidak memberikan rincian berapa persen anggaran yang dia tahan. Beberapa menit kemudian, dia mengklarifikasi pernyataannya.
"Saya tidak menyatakan akan langsung melakukannya. Kami akan meninjaunya pada akhir masa pendanaan," lanjut suami Melania tersebut.
Baca Juga: Harga batubara tertekan, begini strategi Indika Energy (INDY)
Lebih banyak dibandingkan Italia
Meski Gubernur Cuomo menyuarakan optimistis, tetap saja kasus infeksi Covid-19 di negara bagian tersebut melampui Italia.
Negara bagian New York melaporkan 138.836 kasus, sementara Italia 135.586 kasus. Amerika Serikat secara keseluruhan mencatat 380.000 kasus.
Pekan ini, Negeri "Uncle Sam" bersiap memasuki apa yang oleh seorang pejabat disebut sebagai "puncak kematian" akibat Covid-19. Italia memberlakukan lockdown pada 9 Maret lalu untuk memperlambat penyebaran virus dan disusul oleh Spanyol yang melakukannya pada 14 Maret.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) buka opsi diversifikasi pasar karena harga batubara tertekan
Negara Bagian New York sendiri telah mewajibkan seluruh warganya untuk tinggal di rumah, kecuali untuk urusan penting sejak 20 Maret.
Di seluruh dunia, hingga hari ini lebih dari 1,3 juta orang dipastikan terinfeksi virus corona dan lebih dari 75.000 orang meninggal.
Editor : Ardi Priyatno Utomo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Meninggal Virus Corona di New York Lampaui Tragedi 9/11"