kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Covid-19 di Brasil semakin parah, rumah sakit terancam kekurangan obat


Sabtu, 17 April 2021 / 06:24 WIB
Covid-19 di Brasil semakin parah, rumah sakit terancam kekurangan obat


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Brasilia. Pandemi Covid-19 di Brasil semakin parah. Rumah sakit juga terancam kekurangan obat untuk penanganan pasien Covid-19.

Rumah sakit di Brasil dilaporkan terpaksa mengintubasi pasien tanpa ditenangkan, karena makin memburuknya Covid-19 di sana. Bahkan, dokter di Rumah Sakit Albert Schweitzer, Rio de Janeiro, mengikat penderita di ranjang agar bisa memberi ventilator.

Medis juga disebut mengencerkan obat penenang, mengingat jumlahnya yang makin sedikit, dan memberi penghambat neuromuskuler agar pasien tak berontak. Upaya itu dilakukan karena kini Brasil dianggap sebagai episentrum Covid-19, di mana korban meninggal per hari mencapai 3.000 orang.

Kemudian dilansir Sky News Kamis (15/4/2021), suplai oksigen untuk pasien di ruang perawatan intensif mencapai titik kritis. Pada Kamis, negara di Amerika Latin itu melaporkan 73.174 kasus baru dan 3.560 korban meninggal virus corona.

Menggambarkan situasi di rumah sakit di Rio, dokter anonim mengungkapkan mereka berusaha membuat otot tenang saat melakukan prosedur. "Namun, kami melakukannya tanpa obat penenang. Jadi beberapa pasien berusaha melawan. Mereka sadar," ujar dia. Koran setempat, O Globo, melaporkan rumah sakit lain juga mengalami kisah serupa, di mana pasien meminta dibius kepada tim medis.

Baca juga: Masker yang harus dipakai dan dihindari untuk cegah virus corona yang terus bermutasi

Juru bicara sekretariat kesehatan Rio de Janeiro berujar, kelangkaan di RS Albert Schweitzer disebabkan mendapat suplai di pasar global. "Barang pengganti tengah disiapkan sehingga kami berusaha tidak memberikan kerugian," jelas pemerintah setempat.

Namun, juru bicara itu tidak menanggapi klaim adanya pasien yang diikat di ranjang saat diintubasi. Di Sao Paulo, Sekretaris Kesehatan Jean Carlo Gorinchteyn mengatakan 640 rumah sakit kini diambang kolaps.

Gorinchteyn memperkirakan obat-obatan akan habis dalam hitungan hari, dan mendesak agar penyediaan dilakukan secepatnya. "Penyediaan ini tidak hanya penting di Sao Paulo. Penyediaan ini penting di seluruh negara," tegas Gorinchteyn.

Dalam 40 hari terakhir, Gorinchteyn menyatakan pihaknya sudah sembilan kali melayangkan permintaan obat intubasi. Dia menuturkan pengiriman terakhir hanya bisa memenuhi enam persen kebutuhan pengobatan sepanjang bulan.

Menteri Kesehatan Marcelo Queiroga berkata, pengiriman obat penenang akan sampai dalam 10 hari ke depan setelah adanya kesepakatan dengan Organisasi Kesehatan Pan America. Sementara 3,4 juta dosis obat intubasi, cukup menangani 500 pasien selama enam pekan, juga dipesan dari perusahaan swasta.

Sebanyak 2,3 juta dosis dilaporkan akan tiba ke "Negeri Samba" dari China pada Kamis waktu setempat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Covid-19 Makin Buruk di Brasil, Pasien Diikat dan Diintubasi Tanpa Ditenangkan",


Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo

Selanjutnya: Waspada yang bepergian ke Bali, zona merah corona di pulau dewata terbanyak di RI




TERBARU

[X]
×