kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Covid-19 telah menjatuhkan harapan bagi pelaku bisnis wisata di Bali dan Bangkok


Selasa, 08 September 2020 / 15:10 WIB
Covid-19 telah menjatuhkan harapan bagi pelaku bisnis wisata di Bali dan Bangkok


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID -

 BALI/BANGKOK. Lonjakan infeksi virus corona di pulau Bali Indonesia dan kasus penularan lokal pertama di Thailand dalam 100 hari telah memberikan pukulan terhadap harapan negara di Asia Tenggara untuk menghidupkan kembali industri pariwisata yang vital.

Rencana untuk membuka kembali Bali untuk turis asing mulai September telah ditunda tanpa batas waktu, sementara proposal Thailand untuk pembukaan kembali pulau Phuket secara hati-hati diragukan. Selain mencoba mendorong industri pariwisata domestik, beberapa negara Asia Tenggara telah mempertimbangkan “gelembung perjalanan” dengan negara lain sebagai cara untuk memulai kembali bisnis.

Bali pada awalnya tampak mampu mengatasi krisis kesehatan dengan lebih baik daripada wilayah lain di Indonesia, yang sejauh ini menderita jumlah kematian terbesar di Asia Tenggara. Tetapi kasus virus corona telah melonjak setelah membuka kembali perbatasannya untuk pariwisata domestik pada akhir Juli.

“Peningkatan pariwisata domestik merupakan salah satu faktor penting peningkatan kasus di Bali,” kata Dr Pandu Riono, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia.

Sementara Ketut Suarjaya, kepala dinas kesehatan Bali, mengatakan pariwisata domestik tidak bisa disalahkan atas lonjakan kasus, yang lain melihat pengalaman Bali sebagai peringatan akan bahaya pembukaan kembali perbatasan terlalu cepat.

Baca Juga: Puji keberhasilan China tangani pandemi, WHO: Tapi jangan berpuas diri

Ahli epidemiologi dan ahli kesehatan masyarakat mengatakan kedatangan wisatawan ke Bali tidak hanya membuat penularan dari wilayah lain di Indonesia lebih mungkin terjadi, tetapi menggarisbawahi kekurangan negara dalam menangani pandemi, yaitu kurangnya pengujian dan penelusuran kontrak.

Pakar kesehatan masyarakat juga mengatakan kemungkinan faktor lain yang berkontribusi adalah munculnya mutasi virus yang lebih menular, yang dikenal sebagai D614G.

Bali membukukan rekor 196 kasus virus korona pada hari Jumat, rekor harian kelima berturut-turut. Kasus harian di pulau liburan rata-rata hampir tiga kali lipat selama enam minggu terakhir, sementara jumlah kematian berlipat ganda menjadi 116 selama periode itu.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×